Dalam pertemuan tersebut, Aref dan bin Salman menekankan bahwa hubungan antara Iran dan Arab Saudi sudah terbentuk dan takkan berbalik lagi.
Dalam pidatonya di KTT OKI, Aref mengkritik ketidakefektifan mekanisme internasional dalam menghentikan agresi Israel di Gaza dan Lebanon. Ia menyerukan adanya "tindakan kolektif" dari para pemimpin Islam dan Arab untuk mencapai tujuan tersebut.
KTT tersebut dihadiri oleh jajaran pemimpin dari lebih dari 50 negara Islam dan Arab. Kali ini, KTT OKI diadakan secara darurat untuk kali kedua guna membahas agresi rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza dan Lebanon.
Aref memaparkan tiga tujuan utama dan mendesak yang harus diupayakan para pemimpin Muslim dan Arab: (1) Menghentikan kekejaman Israel yang sedang berlangsung, (2) Menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi, dan (3) Memberikan kompensasi yang memadai atas kerusakan yang menimpa rakyat Palestina dan Lebanon.
Aref menggarisbawahi adanya kewajiban moral bagi semua negara untuk menghadapi pendudukan brutal, pemindahan paksa serta genosida yang ia sebut sebagai salah satu ketidakadilan paling parah dalam satu abad terakhir.
Ia menyatakan keprihatinan yang mendalam atas "bencana memalukan" yang telah terjadi selama setahun terakhir di Palestina yang diduduki dan baru-baru ini di Lebanon. Ia mengatakan bahwa krisis kemanusiaan ini tidak hanya muncul karena kebrutalan entitas pendudukan rasis rezim Zionis tetapi juga dengan perasaan kebal hukum berkat dukungan tanpa syarat dari Amerika Serikat dan beberapa pemerintah Barat lainnya.
Ia menunjukkan bahwa lebih dari 50.000 orang tak berdosa, kebanyakan wanita dan anak-anak yang terbunuh di Gaza serta agresi brutal ke Lebanon tak mungkin terjadi tanpa dukungan politik, keuangan, intelijen, dan militer dari AS.
Aref menekankan kembali sikap dan pendirian Republik Islam Iran bahwasanya bagi mereka satu-satunya solusi untuk menciptakan kedamaian di Palestina adalah dengan mengadakan referendum kepada seluruh warga Palestina, baik Muslim, Yahudi maupun Kristen untuk menentukan nasib mereka sendiri. [IT/G]