Pejuang Perlawanan Palestina Terlibat Baku Tembak Sengit dengan IOF di Tepi Barat
Story Code : 1187138
Perlawanan Palestina di Tepi Barat terus menghadapi pasukan pendudukan Zionis Israel di berbagai area di Tulkarm dan Jenin. Saraya al-Quds – Brigade Tulkarm mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam pertempuran sengit melawan IOF selama beberapa jam di beberapa front di kamp tersebut, dan menyatakan bahwa ada korban jiwa yang dikonfirmasi di pihak IOF.
Sementara itu, Brigade Syuhada al-Aqsa menegaskan bahwa mereka menghadapi upaya pendudukan untuk menyerbu kamp Tulkarm, di mana mereka terlibat dalam baku tembak sengit di lingkungan Syuhada, poros Muqata’a, dan poros al-Murabba’a.
Sumber Palestina lainnya menekankan adanya pertempuran sengit yang berlanjut antara pejuang perlawanan dan IOF di kamp Tulkarm, wilayah utara Tepi Barat.
Di Jenin, Brigade al-Quds mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam pertempuran sengit dengan IOF di poros industri, di mana mereka menyerang dengan tembakan dan perangkat peledak, serta menimbulkan korban di pihak lawan.
Koresponden Al Mayadeen di Tepi Barat melaporkan bahwa IOF melakukan operasi penghancuran di kamp Tulkarm dan Jenin.
Dua Pejuang Palestina Gugur
Hari ini, dua warga Palestina gugur, termasuk Ihab Abu Atiwi, komandan Brigade al-Qassam di Kamp Pengungsi Tulkarm, setelah serangan udara Zionis Israel yang menargetkan kendaraan mereka di Kamp Pengungsi Nur Shams. Tiga orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Pasukan Israel mengerahkan bala bantuan setelah pasukan khusus menyusup ke kamp Tulkarm, memperkuat operasi mereka di wilayah tersebut.
‘Upaya Putus Asa untuk Menghapus Perlawanan’
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengutuk pembunuhan ini sebagai "upaya putus asa untuk menghapus perlawanan." Kelompok tersebut menegaskan bahwa pembunuhan yang ditargetkan ini mencerminkan kejahatan dan pembantaian berkelanjutan dari pendudukan Zionis Israel, yang bertujuan untuk menekan perlawanan yang terus meneror pasukan pendudukan melalui operasi-operasinya.
Hamas berduka atas gugurnya Ihab Abu Atiwi dan pejuang lainnya, Ramez Dumeiri, dan menyatakan bahwa darah mereka tidak akan sia-sia. Gerakan ini berjanji bahwa pengorbanan mereka akan memicu eskalasi upaya perlawanan dan operasi heroik yang sedang berlangsung.
Pernyataan tersebut juga menyoroti waktu pembunuhan ini, yang bertepatan dengan intensifikasi operasi Israel di seluruh Tepi Barat, khususnya di Jenin dan kamp-kamp pengungsi sekitarnya. Hamas menegaskan bahwa serangan kekerasan ini tidak akan membawa keamanan atau stabilitas bagi pendudukan Israel, melainkan memicu keresahan lebih lanjut di kalangan tentara dan pemukim Zionis Israel.
Hamas menyerukan kepada rakyat Tepi Barat untuk meningkatkan konfrontasi dan perlawanan terhadap pendudukan dan pemukimnya sebagai bagian dari Operasi Banjir al-Aqsa yang sedang berlangsung. Gerakan ini mendesak massa Palestina untuk terus mengganggu dan mengacaukan keamanan pendudukan Zionis Israel.
Pasukan Zionis Israel Membunuh Anak Berusia Dua Tahun
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan gugurnya Abdul Jawad al-Ghoul, seorang pria berusia 26 tahun yang meninggal akibat luka tembak yang dideritanya saat serangan pasukan pendudukan pekan lalu. Selain itu, seorang anak berusia dua tahun, Leila al-Khatib, juga gugur setelah ditembak di kepala oleh penembak jitu Israel di Segitiga Syuhada, selatan Jenin.
Sementara para pejuang perlawanan terus menghadapi pasukan Israel, IOF mengakui bahwa tiga tentaranya terluka, salah satunya dalam kondisi kritis, selama konfrontasi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, komandan Brigade al-Quds di Tepi Barat mengatakan bahwa perlawanan pada akhirnya akan mengungkapkan rincian yang membuktikan bahwa kegagalan Israel untuk meraih kemenangan simbolis di Gaza juga tercermin di Jenin. Ia menambahkan bahwa pejuang perlawanan secara konsisten berhasil menyergap pasukan Israel dan kendaraan militer mereka, menunjukkan keberanian mereka yang tak tergoyahkan.
Kekhawatiran PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa baru-baru ini menyatakan kekhawatiran serius atas tindakan militer Israel selama penggerebekan terakhirnya di Tepi Barat, menggambarkan penggunaan kekuatan tersebut sebagai metode "yang dikembangkan untuk pertempuran perang."
“Kami sangat prihatin dengan penggunaan kekuatan mematikan yang melanggar hukum di Jenin, di Tepi Barat yang diduduki,” kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Thameen al-Kheetan, dalam pengarahan media di Jenewa.[IT/r]