Dokumen yang Bocor Mengungkap Peran Microsoft dalam Operasi Militer 'Israel'
Story Code : 1186244
Dokumen yang bocor telah mengungkap meningkatnya keterlibatan Microsoft dengan operasi militer Zionis "Israel", yang menyoroti kontribusi signifikan raksasa teknologi tersebut terhadap pasukan pendudukan Israel (IOF) selama perang tahun 2023 di Gaza.
Materi tersebut mengungkap intensifikasi kolaborasi antara Microsoft dan IOF, khususnya di bidang komputasi awan dan kecerdasan buatan, karena permintaan militer akan teknologi canggih melonjak selama perang.
Investigasi, yang dilakukan oleh The Guardian bekerja sama dengan +972 Magazine dan Local Call, mengandalkan dokumen yang bersumber dari Drop Site News dan wawancara dengan personel keamanan dan intelijen Zionis Israel.
Temuan ini menunjukkan bahwa platform awan Microsoft, Azure, dan layanan lainnya menjadi bagian integral dari operasi IOF, termasuk pasukan udara, darat, dan laut serta unit intelijen.
Lonjakan Permintaan untuk Cloud, Teknologi AI
Menyusul meningkatnya permusuhan pada Oktober 2023, IOF menghadapi lonjakan permintaan untuk sumber daya komputasi.
Seorang komandan menggambarkan perubahan ini sebagai bentuk penerimaan terhadap "dunia penyedia cloud yang menakjubkan." Untuk memenuhi kebutuhan ini, IOF memperluas penggunaan layanan cloud komersial dari perusahaan-perusahaan seperti Microsoft, Amazon, dan Google.
Laporan menunjukkan bahwa Amazon Web Services juga digunakan secara luas untuk menyimpan data pengawasan, dengan miliaran file audio yang terkait dengan intelijen militer Zionis "Israel" diproses melalui sistemnya.
Demikian pula, Google dilaporkan menyediakan alat AI untuk mendukung operasi IOF. Dokumen yang bocor menunjukkan Azure digunakan tidak hanya untuk tugas-tugas administratif tetapi juga untuk mendukung kegiatan militer dan intelijen.
Direktorat intelijen militer IOF memanfaatkan Azure untuk mengelola operasi-operasi sensitif, sementara unit-unit elit seperti Unit 8200 (berfokus pada pengawasan) dan Unit 9900 (intelijen visual) menggunakan platform tersebut untuk berbagai keperluan.
Pada akhir Maret 2024, konsumsi bulanan IOF atas rangkaian alat pembelajaran mesin Azure adalah 64 kali lebih tinggi daripada pada September 2023.
Kolaborasi Microsoft dengan OpenAI
Investigasi tersebut juga mengungkap kolaborasi Microsoft dengan OpenAI.
Penggunaan model GPT-4 OpenAI oleh IOF, yang terintegrasi melalui Azure, dilaporkan melonjak selama perang.
OpenAI, yang sebelumnya melarang penggunaan alatnya untuk keperluan militer, merevisi kebijakannya pada awal 2024, sesaat sebelum lonjakan penggunaan.
Saat dimintai komentar, OpenAI menyatakan tidak menjalin kemitraan dengan IOF tetapi merujuk pada kebijakan terbarunya yang melarang pengembangan atau penggunaan alatnya untuk senjata atau bahaya.
Para kritikus telah menunjukkan bahwa perubahan kebijakan OpenAI mencerminkan tren yang lebih luas dari keterlibatan sektor swasta dalam peperangan modern.
Pergeseran ini memungkinkan IOF untuk menggunakan alat yang digerakkan oleh AI untuk memproses sejumlah besar data, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang implikasi etis dari kolaborasi semacam itu. [IT/r]