Agresi Tanpa Henti: Pendudukan Israel Membantai Warga Sipil di Gaza
Story Code : 1178352
Dalam serangkaian serangan terkonsentrasi selama beberapa hari terakhir, pendudukan telah meledakkan bangunan tempat tinggal, menembaki perkumpulan warga, dan bahkan menargetkan dan menghancurkan ambulans. “96% anak-anak Gaza merasa kematian mereka sudah dekat, dan hampir setengahnya telah menyatakan keinginan untuk mati.”
Sebuah studi inovatif telah mengungkap dampak psikologis yang mengejutkan dari genosida Gaza pada anak-anak.https://t.co/wbd0Wm5ix5
— Quds News Network (@QudsNen) 13 Desember 2024
Dalam insiden terbaru, pasukan pendudukan melakukan serangan udara dan penembakan yang menewaskan sedikitnya 3 warga dan melukai 5 lainnya di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza.
Seorang warga juga tewas dan 3 lainnya luka-luka ketika pasukan pendudukan mengebom sebuah pertemuan di lingkungan Sabra.
Sebelumnya, 4 warga tewas dan 8 lainnya luka-luka dalam serangan udara yang menghantam sebuah rumah dan sekelompok orang di Kota Gaza.
Warga Palestina menggali reruntuhan, mencari orang-orang yang hilang setelah pesawat tempur pendudukan Israel menyerang blok permukiman di kamp Nuseirat, di Gaza tengah. pic.twitter.com/KHrPo4ouSZ
— PALESTINE ONLINE ���� (@OnlinePalEng) 13 Desember 2024
Serangan gencar terus berlanjut, dengan pasukan pendudukan meledakkan bangunan permukiman di kamp Nuseirat di Gaza tengah, serta di lingkungan Al-Janina di kota Rafah.
Sebuah helikopter Zionis Israel juga menembaki wilayah utara Kota Gaza. Dokter Palestina Fadi Ali Al-Bayoumi dan anaknya yang berusia dua bulan tewas dalam serangan udara Zionis Israel yang menargetkan blok permukiman di kamp pengungsi Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Kamis (12/12) malam, yang mengakibatkan tewasnya lebih dari 40 warga sipil.
pic.twitter.com/MBQBo3ySA8
— Quds News Network (@QudsNen) 14 Desember 2024
Agresi pendudukan telah mencapai skala yang mengerikan, dengan 44.875 warga Palestina menjadi martir, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan 106.454 lainnya terluka dalam serangan yang sedang berlangsung yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Ribuan korban lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan atau di jalan-jalan, karena upaya penyelamatan terhambat oleh pemboman yang tiada henti. Menambah penderitaan, cuaca badai telah menyebabkan tenggelamnya dan tercabutnya sejumlah besar tenda yang menampung para pengungsi, terutama di dekat pantai Jalur Gaza.[IT/r]