0
Monday 9 December 2024 - 00:01
Zionis Israel - Gejolak Suriah:

Israel Luncurkan Serangan ke Wilayah Suriah setelah Damaskus Jatuh ke Tangan Teroris

Story Code : 1177198
Israeli soldiers standing guard in the Israeli-occupied Golan Heights
Israeli soldiers standing guard in the Israeli-occupied Golan Heights
Media Zionis Israel melaporkan pada hari Minggu (8/12) bahwa tank-tank rezim telah memasuki Quneitra di perbatasan Golan yang diduduki setelah penembakan hebat di daerah sekitarnya.
 
"Pasukan Zionis Israel maju ke zona penyangga di daerah Quneitra, dan meluncurkan penembakan artileri di daerah tersebut," kata situs web surat kabar Times of Israel.
 
Media rezim juga melaporkan masuknya tank-tank Zionis Israel ke Khan Arnabeh, yang berada di timur laut Quneitra dan lima kilometer dari perbatasan Golan yang diduduki.
 
Quneitra berada di dalam apa yang disebut zona penyangga yang ditetapkan pada tahun 1974 antara Golan yang diduduki dan Suriah, tetapi Khan Arnabeh berada di luar itu dan pasukan rezim tidak diizinkan untuk masuk.
 
Media perlawanan mengonfirmasi laporan agresi Zionis Israel dan mengatakan perkembangan itu terjadi setelah rezim meningkatkan pengerahan pasukannya di Golan yang diduduki menjelang jatuhnya pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus.
 
Laporan lokal mengatakan sekolah-sekolah diliburkan di empat permukiman di Golan yang diduduki karena "situasi keamanan," seraya menambahkan bahwa militer Zionis Israel telah mendirikan pos pemeriksaan di daerah itu.
 
Setidaknya empat serangan udara menargetkan pedesaan Quneitra setelah tank-tank Zionis Israel memasuki daerah itu.
 
Pasukan pendudukan juga dilaporkan menggali parit besar di perbatasan Suriah dan telah menghancurkan apa yang mereka klaim sebagai depot senjata.
 
Tentara pendudukan Zionis Israel menyatakan bahwa mengingat perkembangan di Suriah, mereka telah mengerahkan pasukan ke daerah-daerah utama di sepanjang perbatasan untuk memastikan keamanan permukiman Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
 
Pemimpin oposisi Zionis Israel Yair Lapid juga mengatakan, "Mengingat perkembangan di Suriah, lebih penting dari sebelumnya untuk membentuk aliansi regional yang kuat dengan Arab Saudi dan negara-negara Perjanjian Abraham untuk menghadapi ketidakstabilan regional bersama-sama."
 
Sebelumnya pada hari itu, kelompok oposisi bersenjata Suriah menyerbu ibu kota Damaskus, dan menguasai stasiun radio dan televisi kota tersebut serta pusat-pusat militer dan keamanan utama.
 
Kelompok bersenjata, yang dipimpin oleh militan Hay'at Tahrir al-Sham (HTS), mengumumkan bahwa mereka telah sepenuhnya merebut ibu kota Suriah dan mengonfirmasi laporan tentang jatuhnya pemerintahan Assad.
 
Pemimpin HTS Ahmed al-Shar'a, yang dikenal sebagai Abu Mohammad al-Jolani, telah meminta rakyat Suriah untuk tidak mendekati lembaga dan organisasi pemerintah sampai terjadi penyerahan kekuasaan resmi di bawah pengawasan perdana menteri.
 
Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi Jalali mengatakan pemerintah siap untuk "mengulurkan tangan" kepada oposisi dan menyerahkan fungsinya kepada pemerintah transisi.[IT/r] 
 
 
Comment