Araghchi menyampaikan komentarnya ini pada Jumat (6/12) kemarin pasca pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein dan Menteri Luar Negeri Suriah, Bassam al-Sabbagh. Ia menegaskan bahwa kelompok Hey'at Tahrir al-Sham merupakan gembong teroris yang masuk dalam daftar hitam terorisme milik PBB.
Ia menekankan pentingnya upaya negara-negara Kawasan untuk mendukung keamanan dan integritas Suriah serta perangnya melawan teroris guna keamanan internal negara-negara di Kawasan. “Untuk melindungi keamanan kita sendiri, kita harus mendukung keamanan tetangga kita dalam perang melawan terorisme,” tegasnya.
Ia mendesak agar perang melawan terorisme tidak dibatas-batasi. Karena gerakan kelompok-kelompok teroris ini juga tidak mengenal garis batas manapun.
Suriah pernah dilanda bencana terorisme hebat melalui milisi-milisi yang disponsori asing sejak Maret 2011. Damaskus mengatakan negara-negara Barat dan sekutu regional mereka membantu kelompok-kelompok teroris untuk mendatangkan bencana tersebut di negara Arab itu.
Pada 27 November lalu, kelompok bersenjata Hey'at Tahrir al-Sham melancarkan serangan skala besar di provinsi Aleppo dan Idlib di barat laut Suriah serta merebut beberapa wilayah di kawasan tersebut. Saat itu bertepatan dengan gencatan senjata di Lebanon dan ancaman PM Israel Netanyahu terhadap Damaskus.
Sejak saat itu, pasukan pemerintah Suriah melakukan konfrontasi sengit dengan kelompok teroris untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki tersebut. [IT/G]