Netanyahu Bahas Runtuhnya Rezim Assad di Suriah dengan Intelijen

Mengutip laporan televisi Channel 12, surat kabar itu menulis bahwa serangan pemberontak di Suriah menjanjikan keuntungan jangka pendek dan potensi masalah bagi Zionis Israel.
 
Menurut saluran itu, Netanyahu mengadakan pertemuan di Kementerian Pertahanan sehari sebelumnya.
 
Menurut pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, Zionis  Israel memantau situasi dengan sangat hati-hati.
 
Menurut perkiraan mereka, infrastruktur Iran di Suriah telah rusak dan sebagian besar telah ‘direbut’. Netanyahu diberitahu bahwa perhatian Hizbullah Lebanon kemungkinan besar sekarang akan dialihkan ke Suriah dan upaya untuk membela rezim Bashar al-Assad.
 
Mengenai wilayah Suriah sendiri, tempat Pasukan Pertahanan bekerja untuk mengurangi potensi Hizbullah dan menghilangkan ancaman langsung dari pasukan pro-Iran, kebebasan operasi militer Zionis Israel kemungkinan akan meluas.
 
“Pimpinan intelijen mengatakan bahwa perkembangan terakhir tampaknya positif. Namun, mereka dikatakan telah memperingatkan, “runtuhnya rezim Assad kemungkinan akan menciptakan kekacauan yang akan memicu ancaman militer terhadap Zionis Israel,” tulis The Times of Israel.
 
Serangan mendadak di Aleppo
Minggu ini, pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan besar-besaran di Aleppo. Kota besar ini telah dikuasai oleh pasukan pemerintah Assad sejak 2016.
 
Hingga saat ini, oposisi telah menduduki sebagian Aleppo, dan tentara Suriah telah mengumumkan penarikan pasukannya dari kota tersebut untuk mempersiapkan serangan balasan.
 
Menurut laporan yang belum dikonfirmasi, Bashar al-Assad diduga segera tiba di Moskow. Menurut Reuters, pihak Rusia telah berjanji akan memberikan bantuan militer dalam waktu 72 jam. .[IT/r]