Yaman Menyerang Target Sensitif Israel; Memukul Kapal Induk AS, Memaksa Itu Melarikan Diri
Story Code : 1185224
Juru bicara Brigadir Jenderal Yahya Saree mengumumkan hal ini pada hari Sabtu (18/1) setelah Perdana Menteri rezim Zionis Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa Tel Aviv memiliki "hak" untuk melanjutkan perang genosida yang sudah berlangsung selama 15 bulan terhadap Jalur Gaza kapan saja jika dianggap perlu.
Netanyahu mengklaim bahwa rezim tersebut dapat melakukan agresi militer baru terhadap wilayah pesisir itu, meskipun kemungkinan gencatan senjata antara rezim dan gerakan perlawanan wilayah tersebut akan diterapkan.
"Angkatan Rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan dua operasi militer yang menargetkan dua situs strategis milik Zionis Israel di wilayah Umm Al-Rashrash di Palestina selatan yang terjajah," kata Saree, merujuk pada pelabuhan vital Eilat dan sekitarnya yang terletak di ujung paling selatan wilayah yang dijajah.
"Operasi pertama dilakukan menggunakan rudal balistik tipe Zulfiqar," kata juru bicara tersebut, menambahkan, "Operasi kedua menggunakan rudal jelajah."
"Kedua operasi berhasil mengenai sasaran mereka," ujar Saree.
Juru bicara tersebut juga mencatat bahwa Angkatan Udara, Angkatan Rudal, dan Angkatan Laut pasukan tersebut juga melaksanakan operasi militer gabungan yang menargetkan kapal induk Amerika USS Harry S. Truman dan beberapa kapal perang yang mengiringinya di bagian utara Laut Merah.
"Operasi ini menggunakan beberapa drone dan rudal jelajah dan menandai serangan kedelapan terhadap kapal induk tersebut sejak kedatangannya di Laut Merah," tegasnya.
Operasi ini berhasil mencapai tujuannya, memaksa kapal Amerika tersebut untuk meninggalkan area operasi.
AS, Israel Diberi Peringatan Tegas
"Angkatan Bersenjata Yaman memperingatkan semua kekuatan musuh di Laut Merah untuk tidak melakukan agresi terhadap negara kami selama periode gencatan senjata Gaza. Setiap agresi semacam itu akan dihadapi dengan operasi militer yang tegas dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kekuatan-kekuatan tersebut tanpa batas atau garis merah."
Menurut pejabat tersebut, serangkaian serangan ini dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan pejuangnya, serta sebagai respons terhadap pembantaian terbaru yang dilakukan terhadap warga Palestina di Gaza, katanya.
Dia merujuk pada rezim yang berhenti pendek dari menghentikan agresi mematikan mereka, meskipun kabinet penuh mereka baru-baru ini menyetujui kesepakatan tersebut.
Operasi-operasi tersebut, tambah Saree, juga merupakan bagian dari fase kelima dukungan dalam pertempuran "Penaklukan yang Dijanjikan dan Jihad Suci (Perjuangan)."
Dia juga menegaskan komitmen pasukan tersebut untuk terus melakukan serangan selama rezim terus melanjutkan perang dan pengepungan yang membelenggu yang telah diterapkan terhadap wilayah Palestina secara bersamaan.
Pasukan Yaman mulai meluncurkan operasi mereka terhadap target Israel pada Oktober 2023 sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza dan Lebanon, yang masing-masing telah menjadi sasaran perang genosida dan serangan mematikan yang meningkat oleh rezim Zionis Israel.
Serangan yang berhasil tersebut baik dilakukan sebelumnya maupun setelahnya dengan agresi mematikan yang semakin intens oleh rezim tersebut, Amerika Serikat sebagai sekutu terbesar mereka, dan Inggris terhadap wilayah Yaman.
Pasukan-pasukan tersebut telah merespons dengan meningkatkan serangan mereka terhadap aset-aset Zionis Israel dan Amerika, termasuk kapal perang dan kapal induk AS yang dikerahkan di lepas pantai Yaman.[IT/r]