Saudi MBC Group Memecat Direktur Berita karena Mencemarkan Nama Baik Ikon Perlawanan
Story Code : 1169448
Perusahaan media terbesar dan terkemuka di Asia Barat dan Afrika Utara mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka telah mengambil keputusan terhadap Musaed al-Thubaiti.
Sebelumnya, badan regulasi media di Arab Saudi telah memanggil pejabat dari MBC, merujuk mereka ke otoritas terkait untuk diselidiki setelah tidak menghormati ikon perlawanan.
Otoritas Umum Regulasi Media (GAMR) mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah memanggil manajer saluran televisi, dan menyoroti bahwa laporan itu "melanggar peraturan dan kebijakan media Kerajaan."
Komisi tersebut menekankan bahwa "mereka terus memantau sejauh mana komitmen media terhadap peraturan media dan kontrol konten Kerajaan, dan tidak akan bersikap lunak terhadap pelanggaran apa pun."
Sebagai reaksi atas penghinaan tersebut, Komisi Komunikasi dan Media Irak mencabut izin saluran televisi MBC milik Saudi di negara tersebut dan memerintahkan penyiar tersebut untuk menutup bironya di Baghdad.
Keputusan tersebut diambil setelah ratusan pengunjuk rasa menyerbu kantor MBC di ibu kota Irak, Baghdad, pada tanggal 19 Oktober, menghancurkan peralatan dan membakar beberapa bagian gedung.
Laporan MBC mengkategorikan Poros Perlawanan, yang meliputi Hizbullah Lebanon, Hamas Palestina, Ansarullah Yaman, dan Perlawanan Islam di Irak, bersama dengan tokoh-tokoh seperti Osama bin Laden, dan melabeli mereka sebagai teroris.
Di antara mereka yang disebutkan dalam laporan tersebut adalah kepala Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah, yang dibunuh dalam serangan Zionis Israel di Beirut selatan bulan lalu, dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Tehran pada akhir Juli.
Ia juga menyebutkan penerus Haniyeh, Yahya Sinwar, yang mengorganisasi Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan dan berskala besar terhadap entitas Zionis pada 7 Oktober tahun lalu.
Kelompok perlawanan – terutama Hamas dan Hizbullah, tetapi juga sekutu mereka di Yaman, Irak, dan Suriah – telah meluncurkan operasi anti-Zionis Israel untuk mendukung warga Palestina di Jalur Gaza selama lebih dari setahun.
Perlawanan Islam di Irak juga telah melakukan operasi terhadap target-target sensitif di seluruh wilayah pendudukan sejak 7 Oktober tahun lalu, ketika rezim Zionis Israel memulai perang genosida di Jalur Gaza.
Koalisi Irak juga telah melakukan serangan balasan terhadap pangkalan pendudukan AS di seluruh Irak dan negara tetangga Suriah atas dukungan politik, militer, dan intelijen Washington yang tak terkendali terhadap kekejaman Zionis Israel di Gaza.[IT/r]