Bloomberg: Turki Mengajukan Permohonan untuk Bergabung dengan BRICS
Story Code : 1157715
Menurut outlet tersebut, Ankara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kelompok tersebut "beberapa bulan yang lalu."
"Perpecahan" antara Turki yang merupakan anggota NATO dan negara-negara anggota blok militer lainnya terkait konflik Ukraina dilaporkan menjadi salah satu alasan Ankara mengajukan permohonan BRICS.
Sejak pecahnya konflik antara Moskow dan Kiev pada tahun 2022, Ankara telah menyerukan solusi diplomatik.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengkritik strategi sekutunya dalam memberikan bantuan militer ke Ukraina dan menyatakan bahwa Turki "tidak akan menjadi pihak dalam perang ini."
Ankara telah mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow meskipun ada konflik Ukraina, kata Bloomberg. Para pemimpin Turki juga dilaporkan semakin frustrasi atas kurangnya kemajuan dalam upayanya selama puluhan tahun untuk bergabung dengan Uni Eropa, tambah media tersebut.
Turki dinyatakan sebagai negara kandidat pada tahun 1999.
Namun, Parlemen Eropa menangguhkan pembicaraan aksesi dengan negara tersebut pada tahun 2019 atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Kementerian luar negeri dan kepresidenan Turki menolak berkomentar kepada Bloomberg tentang tawaran aksesi BRICS yang dilaporkan.
Diplomat utama negara itu Hakan Fidan mengatakan pada bulan Juni bahwa Ankara tertarik untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
BRICS didirikan pada tahun 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan Cina, dengan Afrika Selatan bergabung pada tahun 2011. Rusia saat ini menjadi ketua blok tersebut. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada hari Senin (2/9) bahwa Ankara memang tertarik untuk menjadi anggota BRICS. Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab bergabung dengan kelompok tersebut awal tahun ini.[IT/r]