PBB: Israel Terus Memindahkan Warga Palestina Secara Paksa ke Selatan Jalur Gaza
Story Code : 1149961
"Orang-orang terus menyeberang dari Gaza utara ke selatan," kata badan PBB itu dalam sebuah posting di akun X pada hari Kamis (25/7), menambahkan bahwa aliran bantuan kemanusiaan yang menetes di bagian utara Gaza lebih lambat daripada bagian lain di Jalur tersebut di tengah berlanjutnya perang genosida rezim Zionis Israel.
"PBB dan mitra menerima dan mendaftarkan mereka yang menyeberang, menyediakan mereka dengan air, makanan, dan perlengkapan lainnya, serta perawatan kesehatan dasar, rujukan medis, informasi penting, dan layanan perlindungan anak," tulisnya.
Orang-orang terus menyeberang dari #Gaza utara ke selatan.
PBB dan mitra menerima dan mendaftarkan mereka yang menyeberang, menyediakan mereka dengan air, makanan, dan perlengkapan lainnya, serta perawatan kesehatan dasar, rujukan medis, informasi penting, dan layanan perlindungan anak. pic.twitter.com/blmBEdgJKo
— OCHA oPt (Palestina) (@ochaopt) 25 Juli 2024
Hal ini terjadi setelah awal bulan ini, PBB mengumumkan bahwa 250.000 warga Palestina di Gaza selatan telah terdampak oleh perintah evakuasi Israel karena banyak orang telah meninggalkan daerah di dalam dan sekitar kota terbesar kedua di Jalur Gaza, Khan Yunis, dengan berjalan kaki dan naik mobil.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga mengatakan pada tanggal 2 Juli bahwa pasien di rumah sakit Eropa dekat Khan Yunis dipindahkan ke pusat medis terdekat menyusul perintah evakuasi Zionis Israel yang mencakup sebagian besar kota terbesar kedua di Jalur Gaza.
Dalam tweet terpisah pada hari Kamis (25/7), badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) juga mengatakan banyak keluarga Palestina terus-menerus dipaksa untuk pindah di dalam Jalur Gaza, di mana tidak ada tempat yang aman.
“Anak-anak menangis dan menjerit, semua orang berada dalam posisi yang mengerikan ini sekali lagi. Hal itu terus terjadi berulang kali," kata juru bicara UNRWA di Gaza Louise Wateridge.
"Mereka dipaksa pindah dari satu tempat ke tempat lain, dijanjikan keamanan padahal tidak ada."
Orang-orang di #Gaza kelelahan karena pemindahan yang terus-menerus. Mereka meninggalkan hampir segalanya, membawa apa yang bisa mereka bawa di tangan mereka.
Keluarga dengan anak-anak kecil terpaksa berlarian melewati daerah berbahaya, di tengah pemboman dan operasi militer, tanpa tempat yang aman untuk dituju. pic.twitter.com/HKn8uxg9Mx
— UNRWA (@UNRWA) 25 Juli 2024
Zionis Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan operasi bersejarahnya terhadap entitas pendudukan sebagai balasan atas kekejaman rezim yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 39.175 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 90.403 lainnya.
Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, banyak di antaranya yang mengungsi berkali-kali.[IT/r]