0
Wednesday 10 July 2024 - 03:27
Iran - Rusia:

Pezeshkian: Perjanjian Besar antara Rusia dan Iran Tetap Berjalan Sesuai Rencana

Story Code : 1146788
Pezeshkian: Perjanjian Besar antara Rusia dan Iran Tetap Berjalan Sesuai Rencana
Presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa perjanjian kerja sama komprehensif yang terhenti antara kedua negara akan segera ditandatangani, menurut media lokal.

Kesepakatan yang diusulkan itu dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan bilateral tetapi kemajuannya terhenti setelah pendahulu Pezeshkian, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei. Pemimpin baru pemerintahan Iran, yang terpilih minggu lalu, menjanjikan kemajuan pada hari Senin (8/7) setelah Putin menelepon untuk memberi selamat atas kemenangannya.

Pemerintahan baru akan menindaklanjuti pekerjaan yang dilakukan oleh kabinet Raisi, kata presiden terpilih tersebut kepada Putin, seperti dilansir kantor berita ISNA, Selasa (9/7). Ia memperkirakan perjanjian final tersebut akan ditandatangani di sela-sela KTT BRICS, yang akan diselenggarakan Rusia di Kazan pada bulan Oktober. BRICS adalah sekelompok negara non-Barat yang mempromosikan tatanan dunia multipolar baru.

Para pejabat Rusia sebelumnya mengatakan teks dokumen tersebut telah disetujui sepenuhnya oleh kedua belah pihak. Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan bulan lalu bahwa, sebelum perjanjian tersebut dapat ditandatangani, “Republik Islam Iran perlu mengambil beberapa tindakan legislatif prosedural mengenai masalah-masalah yang ditetapkan dalam perjanjian tersebut.”

Selama pembicaraan mereka, Pezeshkian meyakinkan Putin bahwa pemerintahannya tetap berkomitmen untuk mengembangkan hubungan dengan organisasi integrasi Eurasia, seperti BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai. Iran bergabung dengan Belarus pada tahun 2022, sementara minggu lalu kelompok keamanan tersebut menyambut Belarus sebagai anggota tetapnya yang kesepuluh.

Pezeshkian memenangkan pemilihan presiden putaran kedua akhir pekan lalu, memperoleh tiga juta suara lebih banyak dibandingkan Saeed Jalili, pesaing lainnya. Politisi berusia 69 tahun, yang menjabat sebagai menteri kesehatan pada tahun 2000-an, berasal dari keluarga ayah keturunan Iran-Azerbaijan dan ibu keturunan Iran-Kurdi. Ia menyerukan sikap moderat dalam beberapa kebijakan dalam negeri, seperti aturan berpakaian bagi perempuan. Pelantikannya dijadwalkan berlangsung pada awal Agustus.[IT/r]
Comment