Pakar PBB: Apa yang 'Israel' Tidak Ingin Dilihat oleh Media Internasional?
Story Code : 1146774
Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB, hari Senin (8/7) mengecam Zionis "Israel" karena membungkam laporan media Barat mengenai kejahatan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Apa yang Zionis Israel tidak ingin dilihat oleh jurnalis internasional? Betapa lebih buruknya dibandingkan apa yang telah diceritakan sejauh ini, yaitu genosida yang dilakukan di Gaza. https://t.co/tAxtXAQD6Z
— Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB (@FranceskAlbs) 8 Juli 2024
“Apa yang Zionis Israel tidak ingin dilihat oleh jurnalis internasional? Betapa lebih buruknya daripada yang diberitakan sejauh ini adalah genosida yang dilakukan di Gaza,” kata Albanese dalam sebuah postingan di X.
“Kemanusiaan, bangun!” sembur Albanese di postingan X lainnya, berpendapat bahwa diamnya media Barat terhadap genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan penindasan terhadap warga Palestina di bawah pemerintahan Zionis Israel tidak berarti bahwa kekejaman ini telah berhenti.
Fakta bahwa media Barat tidak lagi berbicara tentang #GenocideinGaza Zionis Israel dan penindasan terhadap warga Palestina di mana pun di bawah kekuasaan Zionis Israel, tidak berarti bahwa genosida dan penindasan telah berhenti. Artinya mereka sedang NORMAL.#Kemanusiaan bangun! https://t.co/tRo3J4iU3k
— Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB (@FranceskAlbs) 7 Juli 2024
Dalam pesannya, Albanese menyampaikan pernyataan dari Foreign Press Association yang mengecam larangan akses jurnalis internasional ke Gaza dan mempertanyakan apa yang coba disembunyikan Zionis “Israel” di wilayah Palestina.
Selain mencegah media Barat meliput kejahatan Zionis Israel di Gaza, satu-satunya jurnalis yang melaporkan dari dalam Jalur Gaza adalah warga Palestina, yang menjadi sasaran dan dibunuh.
Perlu dicatat bahwa jurnalis Palestina dan keluarga mereka secara konsisten menjadi sasaran pasukan pendudukan Zionis Israel di Gaza sejak genosida dimulai pada bulan Oktober. Menurut Kantor Media Gaza, jumlah korban tewas terbaru menunjukkan bahwa IOF telah membunuh 158 jurnalis sejak 7 Oktober.
Berita Terkini: Lima jurnalis telah terbunuh oleh sasaran Israel di Gaza dan Al-Nuseirat dalam 12 jam terakhir:
1. Jurnalis Saadi Madooh
2. Jurnalis Adeeb Sukkar
3. Jurnalis Amjad Al-Jahjouh
4. Jurnalis Wafa Abu Dhubaan
5. Jurnalis Rizq Abu Shikyan pic.twitter.com/Kf829qQbJp
— Ramy Abdu| رامي عبده (@RamAbdu) 6 Juli 2024
Pada tanggal 6 Juli, lima jurnalis termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan pendudukan di Kota Gaza dan kamp al-Nusairat dalam waktu 12 jam.
Perlu dicatat bahwa jurnalis dianggap sebagai warga sipil yang dilindungi dan dilarang menjadi sasaran serangan langsung berdasarkan hukum humaniter internasional.
Lancet memperkirakan Zionis 'Israel' membunuh hingga 186.000 warga Palestina
Sebuah studi yang dilakukan oleh jurnal ilmiah Inggris The Lancet, sebuah jurnal medis umum mingguan yang ditinjau oleh rekan sejawat, memperkirakan, pada hari Senin (8/7), bahwa jumlah warga Palestina yang terbunuh selama agresi Zionis Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan melebihi 186.000 orang.
Jurnal tersebut mendasarkan perkiraan ini pada pertimbangan bahwa perang mempunyai dampak kesehatan tidak langsung yang melampaui kerugian langsung yang disebabkan oleh kekerasan.
Jurnal tersebut kemudian menjelaskan bahwa “meskipun konflik harus segera diakhiri, banyak kematian tidak langsung yang akan terus tercatat dalam beberapa bulan dan tahun mendatang karena sebab-sebab seperti penyakit reproduksi, penyakit menular, dan penyakit tidak menular.”
Selain itu, laporan tersebut mencatat bahwa “jumlah total kematian diperkirakan akan besar mengingat intensitas konflik ini, hancurnya infrastruktur layanan kesehatan, sangat kekurangan makanan, air, dan tempat tinggal, ketidakmampuan masyarakat untuk pindah ke tempat yang aman, dan hilangnya dana untuk UNRWA."
Jurnal Inggris tersebut menekankan bahwa “dalam konflik baru-baru ini, jumlah kematian tidak langsung berkisar antara 3 hingga 15 kali lipat jumlah kematian langsung,” dan menekankan, “Jika kita menerapkan perkiraan konservatif yaitu empat kematian tidak langsung untuk setiap kematian langsung, kita akan menemukan bahwa angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah kematian langsung."
Mengingat lebih dari 37.000 kematian yang dilaporkan di Gaza, tidak mengherankan jika diperkirakan ada 186.000 atau bahkan lebih kematian yang tercatat di Gaza, jurnal Inggris menekankan.
Ia menambahkan bahwa dengan menggunakan perkiraan populasi Jalur Gaza pada tahun 2022, yaitu 2.375.259 orang, berarti 7,9% dari total populasi di sektor tersebut.[IT/r]