Mokhber: Iran Tidak Akan Berubah terhadap Perlawanan setelah Raisi Meninggal
Story Code : 1137749
Presiden sementara Iran Mohammad Mokhber mengatakan pada hari Sabtu (25/5) melalui panggilan telepon dengan pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ) Ziyad al-Nakhalah bahwa dukungan strategis Iran untuk kelompok Perlawanan, khususnya faksi Palestina, akan tetap teguh setelah kematian tragis Presiden Ebrahim Raisi.
Mokhber menegaskan, kebijakan inti Republik Islam Iran dalam mendukung Front Perlawanan, khususnya kelompok Perlawanan Palestina, tidak akan berubah, bahkan dengan hilangnya pemimpin kunci.
Dia menyoroti bahwa Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pekan lalu, sangat berkomitmen untuk mendukung perlawanan dan mengadvokasi hak-hak asasi warga Palestina.
“Strategi dasar Republik Islam Iran dalam mendukung Front Perlawanan, khususnya kelompok perlawanan Palestina, tidak akan berubah dengan perubahan masyarakat,” tegas Mokhber.
Dia juga mengidentifikasi perlawanan sebagai metode paling efektif untuk melawan kejahatan dan agresi Zionis Israel.
Pembela Palestina yang gigih
Baik Raisi maupun Amir-Abdollahian adalah pembela hak-hak Palestina yang gigih di tingkat regional dan internasional, dan secara konsisten menghargai ketahanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Zionis Israel.
Menanggapi jaminan Mokhber, Al-Nakhalah menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Iran, menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan Iran untuk mengatasi tragedi tersebut karena kepemimpinannya yang cakap dan semangat revolusionernya.
“Martir Raisi dan syahid Amir-Abdollahian selalu berada di garis depan dalam membela kepentingan bangsa Iran dan mendukung perlawanan,” kata Nakhaleh.
Kota Tabriz, ibu kota Provinsi Azerbaijan Timur Iran, pada hari Selasa mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian, dan rekan-rekan mereka.
Pada perhentian pemakaman pertama, ratusan ribu warga Iran berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal kepada jenazah almarhum.
Setelah Tabriz, jenazah akan dibawa ke Qom, kemudian ke ibu kota, Tehran, sebelum mencapai tujuan akhir di Masyhad. Di sana, mereka akan dimakamkan di sebelah tempat suci Imam Ali Ibn Musa al-Rida.
Koresponden Al Mayadeen menyampaikan suasana kesedihan yang terjadi di Masyhad dan kota serta provinsi Iran lainnya. Dia menegaskan bahwa kesaksian dari masyarakat menguatkan dedikasi mendiang presiden Iran terhadap generasi muda dan prospek negaranya, kedekatannya dengan masyarakat Iran, dan terutama kunjungannya untuk berinteraksi dengan mereka dan mendengarkan tuntutan mereka.[IT/r]