Yerusalem Barat akan dicabut dari senjata “ofensif” AS jika mereka melancarkan invasi 'skala penuh'
Pernyataan pemimpin AS tersebut muncul setelah tank dan pasukan Zionis Israel memasuki distrik timur Rafah pada Senin malam, merebut perbatasan utama antara Gaza dan Mesir. Hal ini dibarengi dengan serangan udara terhadap kota padat penduduk tersebut.
Namun, Biden yakin Israel belum melewati garis merah Washington.
“Mereka belum masuk ke pusat-pusat populasi. Apa yang mereka lakukan tepat di perbatasan,” kata Biden kepada Erin Burnett dari CNN dalam sebuah wawancara pada hari Rabu (8/5).
“Saya tegaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah – mereka belum masuk ke Rafah – jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang secara historis digunakan untuk menghadapi Rafah, untuk menghadapi kota-kota – yang menangani masalah itu,” tambah Biden.
“Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri,” katanya, seraya menegaskan kembali komitmen Washington terhadap pertahanan Israel. “Kami akan terus memastikan Zionis Israel aman dalam hal Iron Dome dan kemampuan mereka untuk menanggapi serangan yang terjadi di Timur Tengah baru-baru ini.”
AS telah menghentikan pengiriman senjata ke Israel pekan lalu karena kekhawatiran atas operasi darat di Rafah, menurut Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Namun, Washington belum memutuskan nasib akhir senjata tersebut.
Pengiriman yang dihentikan tersebut dilaporkan mencakup ribuan bom buatan AS seberat 2.000 pon dan 500 pon yang digunakan tanpa pandang bulu oleh Israel dalam perangnya dengan Hamas.
“Warga sipil terbunuh di Gaza akibat bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” kata Biden.
Penghentian pasokan senjata akan menandai contoh pertama Amerika Serikat menahan pengiriman senjata ke negara Yahudi tersebut sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel dan serangan balasan di Yerusalem Barat, menurut Financial Times.
Duta Besar Zionis Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut jeda tersebut “sangat mengecewakan,” namun mengatakan kepada Channel 12 News bahwa dia tidak yakin AS akan benar-benar berhenti memasok senjata ke Zionis Israel.[IT/r]