Menhan: AS Masih 'Sangat Jauh' dari Pengerahan Pasukan di Gaza
Story Code : 1188983
Pada hari Selasa, Presiden Donald Trump mengusulkan agar Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza, dengan menyarankan agar daerah itu dibangun kembali setelah pembongkaran bangunan yang rusak selama konflik Zionis Israel-Hamas selama 15 bulan.
Ia menegaskan kembali pendiriannya sebelumnya bahwa warga Palestina harus direlokasi ke negara-negara tetangga dengan biaya negara-negara tersebut.
Ketika ditanya tentang potensi pengerahan pasukan AS untuk memfasilitasi rencana ini, Trump menyatakan ia akan "melakukan apa pun yang diperlukan."
Keesokan harinya, Menteri Pertahanan Pete Hegseth muncul di Fox News untuk mengklarifikasi pernyataan presiden mengenai kemungkinan keterlibatan militer AS di Gaza. "Saya kira kita masih sangat jauh dari itu," jawab pejabat tinggi pertahanan itu, seraya menambahkan bahwa "diskusi yang kuat" antara Trump, pejabat keamanan nasional, dan sekutu harus mendahului keputusan semacam itu.
Israel ingin "menyelesaikan pekerjaan melawan Hamas" dan mendapatkan kembali para sandera, dan AS akan membantu mereka melakukannya, kata Hegseth.
"Apa yang terjadi setelah itu adalah diskusi yang lebih panjang... Anda tidak ingin menggunakan sepatu bot Amerika sama sekali jika Anda tidak perlu melakukannya," tambahnya.
"Seperti yang dia katakan, berpikirlah di luar kotak," kata Hegseth sambil mengangguk pada pernyataan Perdana Menteri Israel tentang pemikiran Trump tentang Gaza.
"Kenali bahwa Anda dapat, melalui diskusi semacam ini... juga mengubah jendela Overton tentang apa yang mungkin," tambah Hegseth.
Pada hari Selasa, Netanyahu memuji Trump atas pemikirannya yang tidak konvensional, seraya menambahkan bahwa keputusan presiden AS tentang Gaza dapat "mengubah sejarah."
Usulan Trump telah memicu kritik internasional yang signifikan. Kepemimpinan Palestina telah mengecam rencana itu sebagai "pelanggaran signifikan terhadap hukum internasional."
Negara-negara Arab di sekitarnya, termasuk Arab Saudi, Iran, Yordania dan Mesir telah bersuara lantang untuk mengizinkan warga Palestina tinggal di Gaza.[IT/r]