Jihad Islam: Israel Telah Kehilangan Pencegahan terhadap Iran
Story Code : 1129217
“Pencegahan Zionis Israel terhadap Iran telah berakhir,” kata wakil ketua Jihad Islam Mohammad al-Hindi dalam sebuah wawancara dengan Al Mayadeen di Lebanon.
Angkatan Bersenjata Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke wilayah pendudukan pada Sabtu malam sebagai tanggapan atas serangan mematikan Israel terhadap kantor diplomatiknya di Suriah awal bulan ini.
Pada hari Selasa (16/4), kabinet perang rezim Zionis Israel bersidang untuk kelima kalinya sejak hari Minggu untuk mempertimbangkan pilihan-pilihannya sehubungan dengan serangan Iran.
Al-Hindi menggarisbawahi bahwa serangan balasan Iran berfungsi sebagai peringatan awal terhadap pendudukan Zionis Israel.
Para pejabat Iran menegaskan bahwa serangan tersebut, yang dijuluki Operasi Badai Sejati, adalah tindakan militer "terbatas" yang sengaja dimaksudkan untuk menghukum Zionis Israel, dan memperingatkan bahwa setiap serangan balik akan ditanggapi dengan respons yang cepat dan tegas.
“Keseimbangan kekuatan sedang berubah; Amerika mempunyai masalah dan tantangannya sendiri, dan Zionis Israel tidak mempunyai dukungan atau kemampuan untuk menegaskan dominasinya di kawasan,” kata al-Hindi.
“Ada aturan keterlibatan baru hari ini,” tambahnya.
Pejabat Palestina itu juga mengkritik keterlibatan Barat dalam kekejaman Israel di Gaza, yang menandakan perlunya “penilaian ulang” terhadap lanskap geopolitik baru di wilayah tersebut.
Mengatasi masalah tawanan Hamas di Gaza, al-Hindi menekankan pengaruh perlawanan dalam negosiasi dan menyatakan skeptis terhadap proposal yang baru-baru ini diajukan oleh para mediator.
“Amerika dan Zionis Israel ingin mengambil kembali para tawanan dengan harga serendah mungkin, tapi masalah itu adalah kartu truf di tangan kita,” katanya.
Pejabat Jihad Islam tersebut mengatakan bahwa kelompok perlawanan telah menyampaikan tanggapannya terhadap proposal tersebut dengan menegaskan bahwa penarikan pasukan pendudukan Zionis Israel dan gencatan senjata adalah komponen penting dari setiap perjanjian.
Rezim Zionis Israel harus dipaksa untuk “membayar harga” melalui potensi kesepakatan karena mereka telah mengalami “kegagalan militer strategis di medan pertempuran,” ujarnya.
“Zionis Israel menghadapi kebuntuan nyata dan pilihannya terbatas,” kata pejabat itu. “Negara ini semakin terlihat lemah, dan kepentingan strategisnya telah berkurang.”[IT/r]