Australia Akan Menunjuk Penasihat Khusus untuk Penyelidikan Kematian Staf Bantuan Gaza
Story Code : 1127389
Menlu Australia mengatakan negaranya menginginkan jawaban rinci mengenai bagaimana pekerja bantuan dari World Central Kitchen dibunuh oleh pasukan Israel pada Senin lalu.
Menteri Luar Negeri Penny Wong mengatakan Australia menginginkan jawaban rinci mengenai bagaimana pekerja bantuan dari World Central Kitchen yang berbasis di AS dibunuh oleh pasukan Zionis Israel pada Senin (1/4) lalu.
Kelompok tersebut termasuk Lalzawmi "Zomi" Frankcom, warga negara Australia berusia 43 tahun, serta karyawan Inggris, Palestina, Polandia, dan AS-Kanada.
Wong mengatakan kepada wartawan hari Sabtu (6/4) bahwa informasi mengenai serangan yang diberikan oleh Israel sejauh ini tidak cukup dan pemerintah Australia menginginkan orang yang memiliki kualifikasi yang sesuai untuk memantau penyelidikan tersebut.
“Pemerintah akan menunjuk seorang penasihat khusus yang kami minta agar Zionis Israel bekerja sama sehingga kami dapat diberi tahu mengenai kelayakan proses tersebut,” kata Wong.
"Kami ingin memiliki keyakinan penuh terhadap transparansi dan akuntabilitas penyelidikan apa pun."
Militer pendudukan Zionis Israel mengatakan pihaknya memecat dua petugas atas pembunuhan pekerja bantuan di Gaza.
Wong mengatakan rincian penasihat khusus tersebut akan diumumkan dalam waktu dekat.
Pada hari Rabu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menuntut "pertanggungjawaban penuh" atas pembunuhan Frankcom, selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri pendudukan Zionis Israel Benjamin Netanyahu.
Albanese mengatakan serangan terhadap WCK hanya akan menambah kekhawatiran internasional atas “jatuhnya korban jiwa yang luar biasa” di Jalur Gaza.
Dia mengatakan bahwa dia "menyampaikan kepada Perdana Menteri Netanyahu dengan sangat jelas bahwa warga Australia marah atas kematian, tragedi ini, orang Australia yang baik ini."
“Saya mengungkapkan kemarahan dan keprihatinan Australia atas kematian Zomi Frankcom,” kata Albanese.
Sementara itu, Netanyahu mengeluarkan komentar publik yang menyatakan bahwa insiden seperti itu terjadi di masa perang. Menurut Albanese, perdana menteri Zionis Israel "menerima tanggung jawab" atas kejadian tersebut.
“Kita perlu memiliki akuntabilitas atas bagaimana hal itu terjadi, dan yang kurang baik adalah pernyataan-pernyataan yang telah dibuat, termasuk bahwa ini hanyalah produk perang,” tegas Perdana Menteri Australia.
“Hal ini bertentangan dengan hukum humaniter – hukum humaniter internasional dengan jelas menyatakan bahwa pekerja bantuan harus dapat memberikan bantuan tersebut dan bantuan tersebut tanpa ancaman kehilangan nyawa,” tambahnya.[IT/r]