“Tidak peduli apa yang dikatakannya, mereka (AS) mengendalikan perang ini. Negara ini memasok senjata, amunisi, informasi intelijen, [dan] data dari satelit. Mereka sedang melancarkan perang melawan kami,” kata menteri Rusia itu dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Russia-1 pada hari Minggu (17/9).
Lavrov menambahkan bahwa kemungkinan pasokan rudal jarak jauh ke Kiev oleh negara-negara Barat tidak akan mengubah realitas yang terjadi di Ukraina.
“Fakta bahwa hal ini tidak akan mengubah esensi dari apa yang terjadi di Ukraina sudah jelas. Sementara yang terjadi adalah Ukraina telah bersiap, sudah lama bersiap untuk menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia dengan menggunakan tangan dan tubuhnya,” katanya.
Komentar Lavrov muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, dimana AS dan sekutunya menekankan dukungan mereka terhadap Kiev.
Sebelumnya pada bulan September, media AS melaporkan bahwa pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk memasok Ukraina dengan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) dengan jangkauan hingga 190 mil, yang mampu menyerang jauh ke wilayah Rusia, pada musim gugur ini untuk meningkatkan serangan balasan Ukraina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada hari Kamis melaporkan “kemajuan” dalam hal Amerika dan Jerman memasok Kiev dengan rudal jarak jauh ATACMS dan Taurus.
“Kami sangat aktif terlibat dalam hal ini. Presiden mengadakan negosiasi atau pertemuan setiap hari untuk mempercepat penyampaian apa yang telah dijanjikan dan untuk mendapatkan komitmen baru dari mitra untuk mengirimkan senjata kepada kami,” kata Kuleba.
AS dan sekutunya mulai mengalirkan senjata dan amunisi ke Ukraina tak lama setelah Rusia melancarkan operasi militernya di negara itu pada Februari 2022.
Rusia berkali-kali memperingatkan bahwa pasokan senjata dan amunisi Barat yang terus menerus kepada militer Ukraina hanya akan memperpanjang perang, menambah kerugian, dan memperburuk penderitaan bangsa Ukraina.
Gedung Putih baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden sejauh ini telah menghabiskan lebih dari $100 miliar untuk perang di Ukraina meskipun ada peringatan berulang kali dari Moskow.[IT/r]