Ketegangan Meningkat: NATO Kerahkan 700 Pasukan Lagi ke Kosovo, UE Mendesak Tenang

Komandan Komando Pasukan Sekutu di Naples, Laksamana Stuart Munsch, mengatakan “tindakan bijaksana” untuk mengerahkan 700 tentara tambahan dimaksudkan untuk “memastikan bahwa KFOR [Pasukan Kosovo yang dipimpin NATO] memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menjaga keamanan. ”

Sebuah batalion ekstra multinasional dari pasukan cadangan juga telah diberitahukan untuk siap memperkuat KFOR jika perlu.

Situasi di kota Zvecan di Kosovo utara tetap tegang dengan etnis Serbia yang berkumpul di luar balai kota yang coba diserbu massa sehari sebelumnya. Mereka akhirnya bubar tetapi berjanji untuk berkumpul lagi keesokan paginya.

Pada hari Senin (29/5), polisi Kosovo memukul mundur pengunjuk rasa dengan gas air mata, sebelum penjaga perdamaian yang dipimpin NATO turun tangan. Para prajurit pada awalnya mencoba memisahkan pengunjuk rasa dari polisi, tetapi kemudian mencoba membubarkan massa dengan menggunakan tameng dan pentungan.

Beberapa pengunjuk rasa membalas dengan melemparkan batu, botol, dan bom molotov ke arah tentara.

Banyak orang Serbia menuntut penarikan pasukan polisi Kosovo, serta walikota etnis Albania yang tidak mereka anggap sebagai wakil mereka yang sebenarnya. Mereka juga menuntut agar pengunjuk rasa yang ditangkap karena bentrok dengan tentara KFOR dibebaskan.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak para pemimpin Kosovo dan Serbia untuk segera meredakan ketegangan, dengan mengatakan bentrokan itu "benar-benar tidak dapat diterima".

Dia menambahkan bahwa dia berbicara dengan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti dan Presiden Serbia Alexander Vucic untuk memberitahu mereka untuk menghindari “tindakan sepihak lebih lanjut.”[IT/r]