0
Tuesday 18 October 2022 - 05:07
Krisis Energi di Eropa:

Media: EU Pertimbangkan Batasi Harga Gas di Pusat Perdagangan Terbesar 

Story Code : 1019757
Media: EU Pertimbangkan Batasi Harga Gas di Pusat Perdagangan Terbesar 
Menurut laporan itu, UE berencana untuk menetapkan "harga dinamis" maksimum di mana transaksi gas di hub dapat dilakukan. Indeks utamanya, TTF, adalah tolok ukur untuk semua gas yang diperdagangkan di blok tersebut.

Langkah itu akan memungkinkan Brussel untuk campur tangan dalam kasus-kasus di mana harga gas mencapai tingkat ekstrim, sementara tidak mengganggu pasokan, kata dokumen itu. Batas harga darurat diperkirakan akan berlangsung tidak lebih dari tiga bulan.

"Ini akan membantu menghindari volatilitas ekstrim dan kenaikan harga, serta spekulasi yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pasokan gas alam ke beberapa negara anggota," kata dokumen itu. Daftar langkah-langkah tersebut juga mencakup opsi pembatasan harga intra-hari sementara untuk "memastikan pembentukan harga yang lebih baik" dan mempertahankan perusahaan energi kawasan dari kenaikan harga yang besar.

Pengadopsian draf proposal itu dilaporkan dijadwalkan pada Selasa, 18 Oktober. Namun, Reuters kemudian melaporkan bahwa para duta besar Uni Eropa akan membahasnya pada pertemuan luar biasa di Luksemburg pada Senin (18/10) nanti.

Berita tentang proposal tersebut muncul menjelang pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels yang dijadwalkan pada 21-22 Oktober, di mana negara-negara anggota akan membahas solusi untuk krisis energi. Harga gas melonjak di Eropa setelah pasokan Rusia turun drastis selama beberapa bulan terakhir di tengah sanksi dan masalah teknis. Negara-negara UE telah berselisih tentang bagaimana mengatur harga, dan proposal pembatasan harga gas telah menjadi yang paling kontroversial.

“Ketidaksabaran tumbuh dengan negara-negara anggota… Jadi kami mengubah gigi dan meletakkan segala sesuatu yang sedang melayang… di atas meja. Ini adalah cara untuk menekan Komisi untuk mengajukan proposal yang paling konkret,” kata seorang diplomat UE kepada Reuters.[IT/r]
Comment