Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Angkatan Laut Laksamana Ali Fadavi mengumumkan bahwa pasukannya telah menangkap pesawat Unmanned Aerial (UAV) milik AS diatas atas Teluk Persia setelah pesawat itu melanggar wilayah udara negara itu.
Drone (UAV) AS itu melakukan pengintaian beberapa waktu di zona Teluk Persia beberapa hari terakhir sebelum ditangkap dan dikendalikan oleh unit pertahanan udara dan sistem kontrol Angkatan Laut IRGC.
Komandan Angkatan Laut IRGC mengumumkan bahwa UAV tersebut adalah drone ScanEagle, "Pesawat tersebut biasanya dikirim untuk misi dari kapal perang besar", Selasa, 04/12/12.
Fadavi lebih lanjut mencatat bahwa IRGC memiliki supremasi intelijen kuat dan selalu mengawasi gerakan pasukan asing di Teluk Persia.
Drone ScanEagle adalah pesawat pengintai kecil, murah, tahan lama di udara dan dibuat oleh Insitu, anak perusahaan Boeing.
ScanEagle didasarkan pada pesawat robot Insitu. Dan Seascan merupakan miniatur pada integrasi sistem komunikasi dan teknologi payload Boeing.
Drone ScanEagle ini pesawat drone jenis pengintai yang stabil dilengkapi dengan elektro-optik atau kamera inframerah. Kamera gimbaled yang memungkinkan operator mudah melacak target baik diam maupun bergerak dan mengirimkan data cepat dan akurat.
UAV jenis ini mampu terbang di atas 16.000 kaki, sangat akurat dalam pengintaian. Berikut Spesifikasi drone ScanEagle:
Panjang: 1.19 meter Lebar: 3.05 meter Berat: 18 kilogram Ketinggian terbang: 16 ribu kaki Kecepatan terbang: 120 kilo meter/jam Kemampuan Terbang: 20 jam diatas ketinggian
Dilengkapi dengan dua sayap. [Islam Times.com' target='_blank'>Islam Times/on]
Share Berita :
Comment
2012/12/04 22:22
bagus harus d tindak tegas yg melanggar kedaluatan negara iran
Kalau aku yang menangkap kukasihkan anakku... biar dia menyanyi: montor matur diane mati, mabur dhuwur ora ngatii ati....... Lha wong nur kecele iran.....