Siapa Berpotensi Menggantikan Hassan Nasrallah sebagai Pemimpin Hizbullah Berikutnya?
Story Code : 1163274
Pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah meninggalkan kekosongan dalam gerakan yang telah kehilangan banyak pemimpinnya akibat pembunuhan Zionis Israel selama berbulan-bulan.
Namun, kematian Nasrallah pada Jumat (27/9) malam, selama serangan besar-besaran Zionis Israel di Beirut selatan, menandai meninggalnya bukan hanya seorang tokoh penting, tetapi juga orang yang mewujudkan gerakan Syiah Lebanon di mata para pendukungnya dan wilayah yang lebih luas.
Sayyid Nasrallah menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pada tahun 1992 saat ia berusia 30-an, dan ia memimpin gerakan tersebut selama sebagian besar keberadaannya.
Menemukan pengganti yang memiliki kedudukan yang sama akan sulit bagi Hizbullah, karena mereka melihat ke depan untuk terus menyerang Zionis Israel dan bahkan kemungkinan invasi darat ke Lebanon selatan.
Namun, ada dua tokoh terkemuka yang dianggap penting untuk menjadi penerus Nasrallah: Hashem Safieddin dan Naim Qassem.
Berikut ini hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang mereka.
Sheikh Naim Qassem
Pria berusia 71 tahun ini adalah wakil sekretaris jenderal Hizbullah, dan sering disebut sebagai "orang nomor dua" dalam gerakan tersebut.
Ia lahir di Kfar Kila, provinsi Nabatieh, sebuah desa di Lebanon selatan yang telah mengalami banyak serangan Zionios Israel, terutama sejak Oktober lalu.
Sheikh Qassem memiliki sejarah panjang dalam aktivisme politik Syiah.
Pada tahun 1970-an, ia bergabung dengan Gerakan Orang-Orang yang Dirampas milik mendiang Imam Musa al-Sadr, yang akhirnya menjadi bagian dari Gerakan Amal, sebuah kelompok Syiah di Lebanon.
Ia kemudian meninggalkan Amal dan membantu mendirikan Hizbullah pada awal tahun 1980-an, menjadi salah satu ulama pendiri kelompok tersebut.
Wakil Sekjen Hizbullah Sheikh Naim Qassem telah menjadi tokoh terkemuka dalam aktivisme politik Syiah di Lebanon sejak tahun 1970-an
Salah satu mentor agama Sheikh Qassem adalah Ayatollah Mohammad Hussein Fadlallah yang sangat dihormati, dan Sheikh Qassem sendiri telah mengajar kelas-kelas agama selama beberapa dekade di Beirut.
Sifat rahasia kelompok seperti Hizbullah berarti tidak semua perannya dalam organisasi tersebut diketahui publik.
Namun, pada satu titik, ia mengawasi sebagian jaringan pendidikan Hizbullah dan juga terlibat dalam pengawasan kegiatan parlementer kelompok tersebut.
Sheikh Qassem terpilih sebagai wakil sekretaris jenderal pada tahun 1991, di bawah Sekretaris Jenderal saat itu Abbas al-Musawi, yang juga dibunuh oleh Zionis Israel.
Ia telah memainkan peran penting yang dihadapi publik di Hizbullah selama bertahun-tahun, dan juga merupakan anggota Dewan Syura kelompok tersebut.
Ia terkenal karena menerbitkan buku berjudul, Hezbollah, the Story from Within, pada tahun 2005, yang diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.
Sayyid Hashem Safieddin
Lahir pada tahun 1964 di desa selatan Deir Qanoun en-Nahr, dekat Tyre, Sayyid Safieddin belajar teologi bersama dengan Nasrallah di dua pusat utama pembelajaran agama Syiah, kota Najaf di Irak dan Qom, di Iran.
Keduanya bergabung dengan Hizbullah di masa-masa awal organisasi tersebut.
Kepala dewan eksekutif Hizbullah Sayyid Hashem Safieddin, adalah sepupu mendiang Sayyid Hassan Nasrallah
Sayyid Safieddin berasal dari keluarga Syiah yang disegani yang telah menghasilkan ulama dan anggota parlemen Lebanon, sementara saudaranya Sayyid Abdullah menjabat sebagai perwakilan Hizbullah untuk Iran.
Sayyid Safieddin memiliki hubungan dekatnya sendiri dengan Iran; putranya, Reza, menikah dengan putri Qassem Soleimani, jenderal tertinggi Iran yang tewas dalam serangan AS pada tahun 2020.
Selain perannya dalam memimpin dewan eksekutif, Sayyid Safieddin juga merupakan anggota penting Dewan Syura kelompok tersebut, dan kepala Dewan Jihadinya.
Kepentingannya itu telah membuatnya menjadi musuh bagi musuh-musuh asing Hizbullah.
Amerika Serikat dan Arab Saudi telah menetapkan Safieddin sebagai teroris dan membekukan asetnya. [IT/r]