Ingin Perbesar Hutang, Obama Bertindak Diktator

Mantan presiden Federal Reserve Bank fo New York dan sekretaris Departemen Keuangan, Timothy Geither menyampaikan pada Partai Republik bahwa Obama menginginkan kekuasaan absolut agar bisa meningkatkan hutang negara.

Tapi proposal Geither itu malah dicemooh dan ditertawakan oleh Partai republik. "Yah, itu keterlaluan,"kata Senator John Cornyn (R-Texas) pada Fox News ketika ditanya tentang rencana Obama yang ingin mendikte keuangan dari Amerika Serikat secara pribadi. "Itu sangat tidak bertanggung jawab. Itu ide gila. Dan saya kagum pada Sekretaris Geithner yang berani mengungkapkannya kemarin."

Ide yang diungkapkan Geither itu akan memberi presiden kekuasaan untuk meningkatkan plafon hutang setiap saat secara sepihak. Sementara Kongres bisa saja menghentikan kenaikan hutang lewat resolusi tapi resolusi itu sendiri membutuhkan persetujuan 2/3 anggota Kongres. Dan pahitnya, keputusan Kongres itu masih bisa diveto oleh presiden.

Saat ini, plafon hutang AS hanya dapat ditingkatkan lewat persetujuan Kongres. Sebelum Perang Dunia II, Kongres langsung mengesahkan jumlah pinjaman yang dilakukan Departemen Keuangan. Tapi pada tahun 1917 hal itu berubah karena negara harus membiayai perang. Peningkatan jumlah pinjaman itu disebut dengan plafon hutang. Dan sejak tahun 1917, plafon hutang itu meningkat 78 kali (pada tahun 2001 saja, plafon hutang cukup mengejutkan dengan naik 11 kali).

Untuk meningkatkan plafon hutang, Kongres harus memberlakukan UU khusus yang ditandatangani presiden.Dan sekarang Obama ingin meningkatkan plafon hutang dan meminjam uang dari Federal Reserve tanpa persetujuan Kongres atau rakyat AMerika.

Membiarkan Obama mendongkrak hutang secara sepihak adalah tindakan inkonstitusional. Pasal pertama Konstitusi AS menyebutkan bahwa Kongreslah yang berwenang meminjam uang sebagai hutang AS, bukan presiden. [IT/PressTV/nt]