Laporan: Netanyahu Menghindari Jalur Udara Eropa ke AS untuk Menghindari Surat Perintah Penangkapan ICC
Story Code : 1188444
Harian berbahasa Ibrani Maariv, mengutip sumbernya, melaporkan pada hari Senin (3/2) bahwa pesawat Netanyahu mengambil rute yang tidak biasa menuju Washington untuk menghindari masuk ke wilayah udara negara-negara yang telah menyatakan akan menegakkan surat perintah penangkapan terhadapnya jika ia masuk ke wilayah mereka.
Beberapa media juga mengonfirmasi bahwa Netanyahu terpaksa mengambil jalur memutar.
Netanyahu tiba di Washington pada Minggu sore untuk mengadakan pertemuan dengan Presiden Donald Trump dan pejabat tinggi pemerintahan AS.
Beberapa negara dan organisasi hak asasi manusia mengecam kunjungan tersebut, dengan menyebut Netanyahu sebagai “penjahat”. Netanyahu dan Trump dijadwalkan bertemu pada Selasa, di tengah ketidakpastian luas mengenai agenda pertemuan tersebut.
"Pesawat PM Netanyahu menghindari wilayah udara beberapa negara Eropa dalam perjalanan ke AS karena kekhawatiran terhadap surat perintah penangkapan internasional," lapor Maariv Online.
Surat Perintah Penangkapan ICC
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan menteri urusan militer Israel, Yoav Gallant, atas kejahatan perang di Gaza.
Para hakim ICC menyatakan bahwa terdapat "alasan yang masuk akal" untuk meyakini bahwa Netanyahu dan Gallant "dengan sengaja dan sadar telah merampas penduduk sipil Gaza dari barang-barang yang penting bagi kelangsungan hidup mereka."
Pengadilan juga menyatakan bahwa keduanya bertanggung jawab secara pidana atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan selama kampanye genosida di Gaza.
Ini adalah pertama kalinya dalam 22 tahun sejarah ICC bahwa surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadap pejabat senior dari negara sekutu Barat.
Kunjungan Netanyahu di Tengah Krisis Gencatan Senjata di Gaza
Kunjungan Netanyahu ini terjadi di saat yang krusial, di tengah pembicaraan mengenai fase kedua gencatan senjata di Gaza.
Seorang negosiator Israel mengecam Netanyahu karena "dengan terang-terangan melanggar" ketentuan gencatan senjata yang rapuh, setelah perdana menteri Israel itu menunda pembicaraan penting yang seharusnya dimulai pada Senin (3/2).
Menurut laporan CNN, negosiator tersebut mengklaim bahwa penolakan Netanyahu untuk mengirim delegasi ke Doha pada tanggal yang telah disepakati telah membahayakan kelangsungan gencatan senjata di Gaza.
Berdasarkan ketentuan perjanjian, negosiasi fase kedua dari kesepakatan itu seharusnya dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata, yang jatuh pada hari Senin.
Namun, Netanyahu dilaporkan menunda pengiriman timnya hingga setelah ia kembali dari Washington, yang menyebabkan kemarahan di kalangan mediator dan negosiator.
Trump Memicu Kemarahan dengan Seruan Pemindahan Warga Gaza
Kemurkaan juga meningkat di seluruh kawasan Timur Tengah setelah Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial yang secara eksplisit menyerukan pemindahan penduduk Gaza dari wilayah mereka yang terkepung.
Trump mengatakan bahwa ia ingin melihat Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya menerima pengungsi Palestina untuk “membersihkan” wilayah Gaza dari penduduknya.[IT/r]