Netanyahu Tunda Pembicaraan Fase Kedua Kesepakatan Gencatan Senjata
Story Code : 1188266
Menurut laporan Axios, Netanyahu dikabarkan ingin mendapatkan dukungan dari Presiden Trump terkait rencananya untuk Jalur Gaza dalam pertemuan yang dijadwalkan berlangsung di Washington pada hari Selasa (4/2).
Pertemuan ini dapat berdampak besar terhadap gencatan senjata di Gaza, karena Netanyahu ingin memahami sikap Trump terhadap fase kedua kesepakatan gencatan senjata. Fase ini mungkin mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Sebelum mengambil keputusan, Netanyahu ingin mengukur sikap Trump terhadap perjanjian tersebut. Oleh karena itu, negosiasi dengan Hamas yang awalnya dijadwalkan pada hari Senin kemungkinan akan ditunda, karena Netanyahu memilih untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan Trump, menurut pejabat Zionis Israel yang tidak disebutkan namanya.
Jika Netanyahu memutuskan untuk tidak melanjutkan fase kedua, konflik di Gaza dapat berlangsung hingga "satu tahun lagi", karena pasukan pendudukan Israel berusaha untuk "sepenuhnya membongkar Hamas," menurut pejabat tersebut.
Pejabat Senior Hamas: Fase Kedua Kesepakatan Gaza Akan Menguntungkan Kami
Perwakilan Hamas di Lebanon, Ahmad Abdel Hadi, mengatakan kepada Al Mayadeen pada hari Sabtu (1/2) bahwa negosiasi terkait fase kedua pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza akan sulit, tetapi atmosfernya menguntungkan bagi kami.
Abdel Hadi menekankan bahwa perwira dan tentara Zionis Israel yang ditawan oleh Perlawanan Palestina di Gaza merupakan alat tawar-menawar dalam negosiasi ini.
Pejabat senior Hamas itu menegaskan bahwa hasil dari fase kedua negosiasi akan lebih menguntungkan bagi Perlawanan, seraya menjelaskan bahwa "situasi saat ini lebih positif dibanding sebelumnya, yang memperkuat posisi Perlawanan."
"Semua keadaan dan konteks menunjukkan bahwa kesepakatan gencatan senjata akan terus berlanjut," meskipun pendudukan Zionis Israel akan menaikkan tuntutan dan memperkenalkan syarat-syarat baru, tambahnya.
Dalam konteks yang sama, Abdel Hadi menegaskan, "Tidak ada indikasi bahwa kesepakatan ini akan runtuh," dan mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump telah menyetujui kesepakatan ini sebagai bagian dari visi strategis bagi pemerintahannya yang baru.
Sebelumnya, Channel 12 Zionis Israel melaporkan bahwa para mediator yang terlibat dalam kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Perlawanan Palestina sedang mengeksplorasi kemungkinan untuk mempercepat implementasinya.
Ehud Yaari, analis urusan Arab di Channel 12, menunjukkan bahwa usulan ini bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat dengan menggabungkan dan menyederhanakan beberapa tahapan dalam proses tersebut.[IT/r]