0
Thursday 30 January 2025 - 16:11
Gejolak Suriah:

Dewan Admin Membubarkan Partai Baath, Mengangkat al-Sharaa sebagai Presiden

Story Code : 1187582
Syrian flag, in Salam city, Qunietra
Syrian flag, in Salam city, Qunietra
Departemen Operasi Militer Suriah mengumumkan serangkaian perubahan besar pada hari Rabu (19/1), termasuk pembubaran lembaga politik dan militer utama yang terkait dengan rezim sebelumnya.
 
Berbicara dalam pernyataan resmi, Kolonel Hassan Abdul Ghani mengumumkan pembubaran Partai Baath Sosialis Arab dan Front Progresif Nasional, yang secara efektif membongkar struktur politik yang telah memerintah Suriah selama beberapa dekade.
 
Abdul Ghani juga mengumumkan pembubaran tentara rezim sebelumnya, dengan menyatakan bahwa tentara Suriah yang baru akan dibangun kembali "di atas fondasi nasional" untuk melayani kepentingan negara.
 
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa Pemimpin Ahmad al-Sharaa telah memangku jabatan presiden selama fase transisi dan sekarang menjalankan tugas presiden Republik Arab Suriah.
 
Pernyataan itu juga menguraikan perubahan konstitusional utama, termasuk pembubaran Majelis Rakyat dan komite-komite afiliasinya, beserta pembatalan Konstitusi 2012.
 
Kepemimpinan transisi akan memberi wewenang kepada presiden republik untuk membentuk dewan legislatif sementara guna mengawasi pemerintahan hingga konstitusi permanen disetujui.
 
Abdul Ghani menambahkan bahwa semua faksi militer, serta badan-badan revolusioner politik dan sipil, akan dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam lembaga-lembaga negara sebagai bagian dari upaya untuk "menyatukan pemerintahan dan membangun stabilitas."
 
Semua faksi akan dibubarkan Al-Sharaa telah mengungkapkan pada bulan Desember serangkaian keputusan yang saat ini sedang ditinjau oleh pemerintah sementara negara itu, di mana ia menegaskan bahwa "tidak akan ada wajib militer, kecuali untuk spesialisasi tertentu, yang akan diwajibkan untuk jangka waktu pendek."
 
Selain itu, peningkatan gaji sebesar 400% di Suriah sedang dipertimbangkan, kata al-Sharaa, yang juga merupakan pemimpin kelompok Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) yang berhasil, sebagai bagian dari aliansi, untuk merebut sebagian besar wilayah Suriah dan menyebabkan tergulingnya Presiden Suriah Bashar al-Assad minggu lalu.
 
Dia menunjukkan bahwa prioritas utama adalah membangun kembali rumah-rumah yang hancur dan memulangkan orang-orang yang mengungsi.
 
Al-Sharaa juga mengonfirmasi bahwa semua faksi di Suriah akan dibubarkan, menekankan bahwa tidak akan ada senjata di tangan siapa pun selain negara Suriah yang baru.[IT/r]
 
Comment