0
Tuesday 14 January 2025 - 03:52
Gejolak Zionis Israel:

Pejabat Israel: Tentara Terbunuh Tanpa Alasan di Gaza

Story Code : 1184196
Israeli soldiers carry the flagged-covered coffin of a sergeant killed near Ramot Naftali, occupied Palestine
Israeli soldiers carry the flagged-covered coffin of a sergeant killed near Ramot Naftali, occupied Palestine
Yair Golan, seorang politikus Zionis Israel dan pemimpin partai Demokrat serta seorang perwira militer senior, mengkritik penanganan pemerintah Zionis Israel terhadap perang di Gaza, dengan menegaskan bahwa perang itu seharusnya "sudah berakhir sejak lama."
 
Dalam sebuah posting di X, ia berpendapat bahwa perang yang sedang berlangsung didorong oleh kegagalan pemerintah untuk memulai proses politik yang sesungguhnya dan fokusnya untuk mempertahankan kekuasaan, khususnya dengan menghidupkan kembali masalah permukiman di Gaza.
 
Dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, Golan lebih lanjut mengutuk perang itu, dengan menggambarkan kematian tentara Israel tambahan di Gaza sebagai "kematian yang tidak masuk akal."
 
Ia mendesak pemerintah untuk mengakhiri perang dan menghentikan pertumpahan darah yang tidak perlu yang terus menelan korban jiwa di kedua belah pihak.
 
Menjadi berita utama
Surat kabar Zionis Israel Haaretz menyuarakan kekhawatiran serupa dalam tajuk rencananya, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahannya untuk merundingkan kesepakatan pembebasan tawanan Zionis Israel di Gaza.
 
Surat kabar tersebut menekankan bahwa menghentikan perang di Gaza harus menjadi tujuan utama untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan tentara Israel.
 
Haaretz juga memperingatkan bahwa jika Netanyahu gagal menghentikan perang, tentara Israel dan tawanan Gaza akan menghadapi risiko yang lebih besar.
 
Selain itu, media Zionis Israel mengkritik strategi militer untuk memasuki dan keluar Gaza tanpa menduduki wilayah tersebut sepenuhnya, dengan mengklaim bahwa Hamas mengeksploitasi taktik ini untuk memasang perangkap yang mematikan.
 
Hal ini terjadi setelah media Israel mengakui tewasnya 46 tentara dan perwira selama operasi militer Zionis Israel di Gaza utara, khususnya di wilayah Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia.
 
Operasi tersebut, yang dimulai tiga bulan lalu, telah menelan "biaya yang sangat tinggi," menurut laporan Zionis Israel.[IT/r]
 
 
 
Comment