0
Tuesday 10 December 2024 - 11:30
Zionis Israel - Gejolak Suriah:

Netanyahu: Pendudukan Ilegal atas Tanah Suriah adalah ‘Selamanya’

Story Code : 1177474
Israeli-tanks-operate-near-the-Israeli-border-separating-the-occupied-Golan-Heights-from-Syria
Israeli-tanks-operate-near-the-Israeli-border-separating-the-occupied-Golan-Heights-from-Syria
Sehari sebelumnya, perdana menteri Zionis Israel memerintahkan pasukan untuk maju ke zona penyangga yang memisahkan wilayah tersebut dari Suriah.
 
Pada konferensi pers pada Senin (8/12) malam, Netanyahu menyatakan bahwa “hari ini, semua orang memahami pentingnya kehadiran kami di sana di Golan, dan bukan di kaki bukit Golan,” merujuk pada perebutan wilayah tersebut dari Suriah oleh Zionis Israel selama Perang Enam Hari tahun 1967.
 
“Dataran Tinggi Golan akan selamanya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari negara Zionis Israel,” tambahnya.
 
Israel secara sepihak mencaplok Dataran Tinggi Golan pada tahun 1981, sebuah klaim yang dianggap ilegal oleh seluruh dunia kecuali AS.
 
Namun, hingga hari Minggu (8/12), pasukan Zionis Israel tidak ditempatkan di sepanjang perbatasan Dataran Tinggi Golan dan Suriah, berkat perjanjian tahun 1974 di mana pemerintah Zionis Israel dan Suriah sepakat untuk membangun zona penyangga di sisi perbatasan Zionis Israel tempat hanya pasukan penjaga perdamaian PBB yang dapat dikerahkan.
 
Zionis Israel mengirim tank dan pasukan ke zona penyangga ini pada hari Minggu setelah pasukan oposisi merebut Damaskus dan presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, melarikan diri ke Rusia untuk mencari suaka.
 
Dalam sebuah pernyataan video dari wilayah tersebut, Perdana Menteri Zionis Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perjanjian tahun 1974 yang menetapkan jalur demiliterisasi secara efektif telah "runtuh" begitu pasukan Suriah "meninggalkan posisi mereka."
 
Pasukan Zionis Israel bergerak melampaui zona penyangga dan memasuki Suriah pada hari Senin (9/12), dalam sebuah operasi yang menurut Menteri Pertahanan Zionis Israel, Israel Katz, dimaksudkan untuk menciptakan "area keamanan" baru yang akan bersih dari "senjata strategis berat dan infrastruktur teroris."
 
Di antara lokasi yang direbut oleh pasukan Israel adalah sisi Suriah dari Gunung Hermon, tempat salah satu pertempuran pembuka Perang Yom Kippur 1973 terjadi.
 
Sekitar 20.000 pemukim Yahudi tinggal di Dataran Tinggi Golan, sementara wilayah tersebut juga merupakan rumah bagi jumlah yang sama dari Druze Suriah.
 
Sekitar 30 pemukiman Yahudi di daerah tersebut dianggap ilegal menurut hukum internasional.
 
Netanyahu menggambarkan kemajuan Israel ke zona penyangga sebagai "sementara."
 
Namun, beberapa negara tetangga menuduh Israel mengambil keuntungan dari kekosongan kekuasaan di Damaskus untuk mengatur perampasan tanah ilegal.
 
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut langkah tersebut sebagai "perkembangan yang berbahaya dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan persatuan Suriah, serta pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional."
 
Mesir menuduh Zionis Israel mengeksploitasi jatuhnya Assad "untuk menduduki lebih banyak tanah Suriah dan memaksakan realitas baru di lapangan yang melanggar hukum internasional." [IT/r]
 
 
Comment