0
Friday 22 November 2024 - 14:25
Yaman dan Perjuangan Poros Perlawanan:

Sayyid al-Houthi: Kami Menantang Angkatan Laut AS, USS Abraham Lincoln Melarikan Diri

Story Code : 1174057
Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, The leader of the Ansar Allah movement in Yemen
Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, The leader of the Ansar Allah movement in Yemen
Pemimpin gerakan Ansar Allah di Yaman, Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, menegaskan pada hari Kamis (21/11) bahwa Yaman tidak akan mundur dari posisinya dalam mendukung Perlawanan di Gaza dan akan melanjutkan operasinya di laut untuk mencegah pelayaran atau kapal Zionis Israel yang menuju pelabuhan pendudukan lewat.
 
Dalam pidatonya mengenai perkembangan terbaru agresi Zionis Israel di Gaza dan Lebanon, serta pembaruan regional dan internasional, Sayyid al-Houthi menyatakan, "Yaman telah menantang Amerika dengan kapal perang dan armadanya di laut setelah menyatakan agresi terhadap kami, dan Yaman telah berdiri teguh dan tidak pernah mundur dari posisinya."
 
Ia menjelaskan bahwa "Yaman menargetkan kapal induk Amerika, yang meneror banyak negara, rezim, dan pemerintahan, menggunakannya untuk mengintimidasi mereka yang bersaing dengannya secara internasional."
 
Menunjukkan perlawanan yang sangat besar, ia menegaskan bahwa "Yaman menargetkan kapal induk, dimulai dengan USS Eisenhower, yang melarikan diri dari Laut Merah dalam keadaan kalah, dipermalukan, dan diusir."
 
Sayyed al-Houthi menambahkan, "Dengan pengumuman mundurnya Angkatan Laut AS, kapal induk USS Abraham Lincoln sekarang melarikan diri dari Laut Arab setelah diserang, dan keputusan telah dibuat untuk kembali ke tempat asalnya dan melarikan diri."
 
Ia menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Yaman akan melanjutkan operasi mereka di laut untuk mencegah pengiriman Zionis Israel dari Laut Merah, Bab al-Mandab, Laut Arab, dan hingga ke Samudra Hindia.
 
Sayyid al-Houthi mengumumkan bahwa operasi Yaman untuk mendukung Perlawanan di Gaza telah berlanjut minggu ini dengan serangan rudal dan pesawat nirawak yang menargetkan Palestina yang diduduki untuk menghantam pasukan pendudukan Zionis Israel, menekankan bahwa Yaman akan terus mendukung Gaza karena pertempuran masih berlangsung.
 
Ia menyerukan kepada rakyat Yaman untuk mengambil bagian dalam demonstrasi yang dihadiri oleh sejuta orang hari Jumat (22/11) di Lapangan al-Sabeen di ibu kota Sanaa, serta di provinsi dan distrik lain untuk mendukung Gaza, Palestina, dan Lebanon.
 
AS, 'Israel' mengincar Timur Tengah yang baru
Sayyed al-Houthi menekankan bahwa "Penggunaan hak veto Washington terhadap rancangan resolusi gencatan senjata di Gaza mencerminkan kebiadaban, kebrutalan, dan keterlibatannya dalam agresi Zionis Israel di Jalur Gaza dan Lebanon," dengan sinis menyoroti bagaimana "Amerika adalah orang yang paling banyak berbicara tentang perdamaian, namun ia adalah orang yang melakukan kejahatan dan perang pemusnahan terbanyak di dunia dan merupakan mitra dalam kejahatan pendudukan."
 
Ia lebih lanjut mengatakan bahwa "keputusan yang bertujuan untuk menghentikan genosida terhadap rakyat Palestina tidak dapat diterima oleh Amerika, yang melakukan pendekatan agresif terhadap orang Arab dan Muslim."
 
Pemimpin Perlawanan Yaman tersebut juga mengecam tanggapan para pemimpin Arab sebagai tidak efektif, dengan menekankan bahwa "pertemuan puncak dan pernyataan dari para pemimpin Arab dan Muslim adalah sia-sia," dan menegaskan kembali bahwa AS adalah mitra utama dalam kejahatan Zionis "Israel" di seluruh wilayah, termasuk di Palestina, Lebanon, Suriah, Yordania, dan Mesir.
 
Selain itu, Sayyid al-Houthi menunjukkan bahwa pembicaraan Zionis Israel yang berulang tentang Palestina, wilayah Levant (Israel, Jordan, Lebanon, Suriah, dan Palestin), Mesir, sebagian Arab Saudi, dan Irak hanya dimaksudkan untuk mengendalikan dan menduduki wilayah-wilayah ini, seraya menambahkan bahwa "pernyataan Amerika dan Zionis Israel tentang perubahan wajah Timur Tengah bertujuan untuk mengendalikan semua orang dengan cara yang melayani kepentingan kedua belah pihak."
 
Zionis Israel' membersihkan etnis Palestina
Terkait kejahatan Zionis Israel di Jalur Gaza, Sayyid al-Houthi menyatakan bahwa pendudukan Zionis Israel berupaya memusnahkan warga Palestina dengan segala cara, termasuk membuat mereka kelaparan, menargetkan layanan medis, dan menghalangi masuknya obat-obatan.
 
Ia lebih lanjut menuduh pendudukan Zionis Israel secara sistematis menargetkan rumah sakit, menghalangi masuknya pasokan medis, dan membentuk geng untuk menjarah bantuan terbatas yang berhasil tiba.
 
"Zionis Israel memperlakukan rumah sakit sebagai target militer utama, yang bertujuan untuk membunuh sebanyak mungkin warga Palestina," tegasnya. Pemimpin Ansar Allah itu juga menuduh negara-negara Barat, seperti Prancis, Jerman, dan Inggris, mendukung genosida pendudukan Israel di Gaza, dengan menyatakan bahwa genosida itu "tidak hanya dilakukan oleh Israel tetapi juga didukung oleh Amerika."
 
Tanggung jawab Arab dan perlunya perlawanan
Sayyed al-Houthi lebih lanjut memuji gerakan Perlawanan di Palestina, Lebanon, Irak, dan Yaman, dengan menekankan bahwa "para pejuang dari Palestina, Lebanon, Irak, dan Yaman telah memilih jalan yang benar dan bijaksana. Umat [bangsa] harus mendorong untuk mengikuti arah ini, yang akan melindunginya dari kekalahan dan kelelahan."
 
Ia menjelaskan bahwa "jalan alternatif menuju pendekatan Perlawanan adalah menyerah atau dieksploitasi oleh musuh, bersamaan dengan pengurasan sumber daya dan memerangi Amerika, seperti yang dilakukan sebagian pihak." 
 
Ia juga memuji para pejuang di Gaza, khususnya Brigade al-Qassam, Brigade al-Quds, dan faksi-faksi lain yang terus melawan musuh Israel. Ia mencatat bahwa Brigade al-Qassam telah melaksanakan 24 operasi minggu ini, dan menggambarkannya sebagai "pahlawan, penting, dan terhormat."
 
Lebih jauh, ia memuji keteguhan Hizbullah di Lebanon, dan menekankan bahwa "apa yang dicapai Hizbullah saat ini adalah hal yang hebat, karena mereka tetap kuat menghadapi agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon."
 
Ia mengingat bahwa sebelum berdirinya Hizbullah, pendudukan Israel menyerbu Lebanon dan mencapai Beirut dalam waktu tujuh hari, tetapi pasukan pendudukan Zionis Israel telah berupaya merebut desa-desa perbatasan dekat Palestina selama dua bulan sekarang, katanya, namun mereka selalu menghadapi perlawanan yang heroik dan kesulitan yang cukup besar.
 
Ia menambahkan bahwa "Hizbullah beroperasi dengan sangat efektif; para pejuangnya berhadapan dengan Zionis Israel dari jarak dekat, mengusir mereka dan menimbulkan kerusakan, sembari juga membombardir permukiman. Serangan roket bahkan telah mencapai kota Yafa yang diduduki, membuat Zionis Israel terus-menerus ketakutan."
 
Sayyid al-Houthi menyebutkan bahwa "jutaan orang Zionis Israel melarikan diri ke tempat perlindungan siang dan malam, dengan sirene yang hampir tak pernah berhenti berbunyi."
 
Mengenai Perlawanan Islam di Irak, ia mencatat bahwa mereka melakukan 18 operasi terhadap pendudukan Zionis Israel minggu ini, yang menunjukkan eskalasi dan momentum yang signifikan.
 
Tindakan Arab tidak sesuai dengan tanggung jawab
Mengomentari sikap Arab terhadap agresi Zionis Israel, Sayyed al-Houthi menyoroti bahwa "respons Arab pada fase-fase sebelumnya tidak selaras dengan tingkat tanggung jawab, tantangan, atau bahaya yang dihadapi. Mereka tidak memiliki visi yang jelas."
 
Ia mengamati bahwa "tindakan Arab terhadap musuh biasanya reaktif, berumur pendek, dan tidak terkoordinasi, berakhir dengan kegagalan, hanya untuk dihidupkan kembali secara sporadis tanpa perencanaan atau dukungan."
 
Ia menyimpulkan dengan mengatakan, "Zionis Israel sekarang berbicara dengan percaya diri, mengklaim bahwa Amerika akan menyerahkan Tepi Barat dan Gaza kepadanya," seraya menambahkan bahwa "orang yang ditunjuk Trump sebagai duta besarnya untuk Zionis Israel tidak percaya pada keberadaan Tepi Barat atau Gaza."[IT/r]
 
 
Comment