0
Sunday 20 October 2024 - 11:44
Zionis Israel vs Palestina:

Politico: Pembunuhan Sinwar Akan Berdampak Jangka Panjang pada 'Israel'

Story Code : 1167487
Banners of Commander Yahya Sinwar displayed outside the embassies of European and regional regimes in Tehran
Banners of Commander Yahya Sinwar displayed outside the embassies of European and regional regimes in Tehran
Politico menerbitkan pada hari Sabtu (19/10) sebuah wawancara dengan mantan duta besar AS Ryan Crocker mengenai kemartiran pemimpin Hamas Yahya Sinwar baru-baru ini dan implikasi potensialnya terhadap perang yang lebih luas antara Zionis "Israel" dan Perlawanan Palestina.
 
Crocker menyatakan bahwa meskipun kematian Sinwar dapat memberikan peluang untuk membebaskan tawanan Israel dan mungkin merundingkan gencatan senjata, sejarah menunjukkan bahwa baik Zionis "Israel" maupun Perlawanan tidak mungkin mengambil jalan itu.
 
Untuk menguraikan poin ini, Crocker membandingkan situasi saat ini dengan invasi Zionis "Israel" ke Lebanon tahun 1982, yang secara tidak sengaja menyebabkan terbentuknya Hizbullah, yang ia pandang sebagai musuh yang jauh lebih kuat daripada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang awalnya menjadi target Zionis "Israel".
 
Ia berkata, "Invasi itu dan pendudukan Zionis Israel berikutnya menciptakan Hizbullah. Invasi ini tidak akan mengakhirinya."
 
Percaya diri yang berlebihan
Ketika ditanya apakah ia khawatir orang Zionis Israel menjadi terlalu percaya diri, ia menjawab, "Saya khawatir mereka telah melupakan sejarah mereka sendiri baru-baru ini."
 
"Mereka memuji operasi 'Perdamaian untuk Galilea' sebagai kemenangan besar setelah PLO [Organisasi Pembebasan Palestina] menarik diri dari Beirut. Dan tentu saja yang mereka dapatkan adalah Hizbullah, musuh yang jauh lebih mematikan daripada yang pernah diimpikan PLO. Jadi gagasan bahwa invasi darat dan pendudukan berikutnya entah bagaimana akan membuat Galilea lebih aman adalah khayalan."
 
Ia lebih lanjut berpendapat bahwa tindakan militer seperti serangan terhadap para pemimpin Hamas tidak mungkin membawa perdamaian jangka panjang. Sebaliknya, ia memprediksi perang gerilya yang berlarut-larut, kecuali AS dan Zionis "Israel" mendorong keras upaya diplomatik, termasuk gencatan senjata.
 
"Satu hal yang saya pelajari selama bertahun-tahun, khususnya di Irak dan Afghanistan, adalah bahwa konsep kekalahan musuh hanya memiliki makna dalam pikiran musuh itu sendiri. Jika musuh itu merasa kalah, ia kalah. Jika tidak, ia tidak kalah."
 
Persenjataan nuklir akan dipercepat
Crocker juga menyinggung lanskap geopolitik yang lebih luas, dengan mencatat bahwa respons Zionis Israel terhadap serangan rudal Iran baru-baru ini masih diharapkan.
 
Namun, ia memprediksi bahwa jika Zionis "Israel" menghindari penargetan infrastruktur nuklir atau minyak Iran, hal itu mungkin tidak akan meningkatkan konflik, meskipun serangan apa pun terhadap target militer atau intelijen tidak mungkin mengubah dinamika kekuatan regional.
 
"Menurut saya, hal itu akan mendorong perdebatan di dalam Iran ke arah persenjataan nuklir lebih cepat daripada lambat," katanya.
 
Gencatan senjata masih mungkin?
Terakhir, Crocker menyerukan pendekatan yang lebih strategis terhadap diplomasi. Ia mendesak Zionis "Israel" untuk memanfaatkan setiap peluang untuk mencapai gencatan senjata, khususnya di Utara, di mana Resolusi PBB 1701 dapat berfungsi sebagai kerangka kerja untuk de-eskalasi.
 
Di Gaza, ia menganjurkan untuk memprioritaskan upaya untuk mengamankan pembebasan sandera sebagai cara untuk bergerak menuju penghentian permusuhan.
 
Namun, ia meragukan bahwa negosiasi Israel-Palestina yang bermakna akan muncul, terutama mengingat tindakan pemukim Israel dan Pasukan Pendudukan Israel (IOF) di Tepi Barat, yang ia lihat sebagai hal yang merusak harapan untuk kemajuan.
 
Ia memperingatkan agar Israel tidak terlalu percaya diri, mengambil pelajaran dari perang-perang sebelumnya, dan menyarankan bahwa setiap peluang untuk mencapai gencatan senjata harus dimanfaatkan. [IT/r]
 
 
Comment