0
Saturday 19 October 2024 - 11:12
Zionis Israel vs Palestina:

NBC: Kematian Sinwar Dapat Memicu Kemarahan Warga Israel

Story Code : 1167295
Image of  heavily damaged building with a person the IOF identified as Hamas leader Yahya Sinwar seated in a chair in Rafah, Gaza Strip
Image of heavily damaged building with a person the IOF identified as Hamas leader Yahya Sinwar seated in a chair in Rafah, Gaza Strip
NBC News menerbitkan analisis oleh penulis Shira Pinson pada hari Jumat (18/10), yang menyoroti citra yang mencolok dan potensi warisan dari momen-momen terakhir Yahya Sinwar sebagaimana digambarkan dalam rekaman dramatis yang dirilis oleh Pasukan Pendudukan Zionis Israel (IOF).
 
Video tersebut memperlihatkan Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, terluka parah tetapi masih berjuang, tertutup debu dengan lengan kanannya yang tampak putus.
 
Pinson membandingkan adegan ini dengan sosok Joseph Trumpeldor, seorang pejuang Zionis asal Rusia yang ikut serta dalam pembersihan etnis desa-desa Palestina pada awal abad ke-20.
 
Trumpeldor kehilangan lengannya selama dinas militernya, tetapi tidak dalam pertempuran Talha di mana ia kemudian meninggal. Ia kehilangan lengan kirinya saat bertugas sebagai tentara di Angkatan Darat Kekaisaran Rusia selama Perang Rusia-Jepang (1904-1905). Meskipun mengalami cedera ini, ia terus berjuang dan kemudian pindah ke Palestina untuk melawan rakyat Palestina.
 
Ia terbunuh pada tahun 1920 dalam pertempuran Talha, dan kata-kata terakhirnya yang dilaporkan, "Adalah baik untuk mati demi negara kita", menjadi simbol pengorbanan dan patriotisme Zionis.
 
Seiring berjalannya waktu, Trumpeldor menjadi ikon nasional di Zionis "Israel", dengan jalan-jalan, sekolah-sekolah, dan monumen-monumen yang dinamai menurut namanya.
 
Kemartiran Sinwar akan tetap terukir dalam ingatan Palestina
Pinson berpendapat bahwa meskipun Trumpeldor telah menjadi 'pahlawan dan simbol keberanian' Zionis Israel, yang menginspirasi banyak anak-anak dan tentara untuk menirunya, warisan potensial dari pembangkangan Sinwar di saat-saat terakhirnya mungkin juga bergema dalam ingatan kolektif Palestina.
 
Meskipun perbandingan itu mungkin tidak mengenakkan bagi banyak orang Zionis Israel, tidaklah tidak masuk akal untuk berharap bahwa perlawanan terakhir Sinwar akan menginspirasi generasi-generasi Palestina di masa depan, kata Pinson.
 
"Dan rekaman drone yang dirilis oleh Zionis Israel menunjukkan hal itu kemungkinan akan berfungsi sebagai monumen digital bagi perlawanan Palestina," pungkas Pinson.
 
Sebelumnya hari ini, jurnalis Zionis Israel Zion Nanous menerbitkan sebuah tweet yang menyatakan bahwa perilisan momen-momen terakhir Yahya Sinwar oleh IOF mungkin secara tidak sengaja meningkatkan citranya di kalangan warga Palestina.
 
"Keputusan yang aneh, setidaknya, untuk merilis video momen-momen terakhir Sinwar. Alih-alih kenangan terakhir sang tiran menjadi gambar diam dirinya yang tewas, dipermalukan di reruntuhan dengan lubang di tengkoraknya—gambaran terakhir dirinya di mata warga Palestina mirip dengan Trumpeldor: terluka, tanpa lengan, tetapi terus berjuang hingga tetes darah terakhirnya. Apa gunanya ini?" tulis tweet tersebut.[IT/r]
 
Comment