0
Wednesday 17 July 2024 - 00:15
Iran - AS & Zionis Israel:

Menlu Sementara Iran: AS 'Hambatan Utama'  untuk Mengakhiri Kejahatan Genosida Israel di Gaza

Story Code : 1148051
Ali Bagheri Kani Iran’s interim foreign minister
Ali Bagheri Kani Iran’s interim foreign minister
Pernyataan tersebut disampaikan Ali Bagheri Kani pada Senin (15/7) malam setibanya di New York untuk mengikuti dua debat “penting” di Dewan Keamanan PBB (DK PBB).

Perdebatan yang dijadwalkan pada hari Selasa dan Rabu (16-17/7) ini masing-masing akan membahas multilateralisme dan Palestina.

Menekankan pentingnya multilateralisme, pejabat senior Iran mengatakan, “Unilateralisme AS tidak hanya gagal mewujudkan perdamaian, stabilitas dan keamanan internasional, namun tuntutan AS yang berlebihan dan kebijakan luar negeri yang mencari dominasi telah mengakibatkan kebuntuan dalam isu-isu penting internasional, contoh nyatanya adalah kejahatan yang dilakukan oleh Zionis di Gaza.”

“Saat ini, Amerika telah menjadi hambatan serius dalam mengakhiri kejahatan Zionis.”

Menggambarkan multilateralisme sebagai “alternatif nyata”, Bagheri Kani mengatakan sebagai anggota mekanisme internasional seperti kelompok BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), Iran dapat memainkan peran yang efektif dan “akan menggunakan kapasitas Dewan Keamanan PBB. untuk menyoroti peran dan pentingnya multilateralisme untuk menyelesaikan isu dan permasalahan internasional.”

Dia juga mencatat bahwa Republik Islam juga akan menggunakan kesempatan ini untuk membela hak-hak rakyat Palestina dan menyoroti kejahatan Zionis Israel.

“Pada titik ini, Republik Islam Iran sedang mencoba menggunakan kapasitas Dewan Keamanan PBB untuk membela hak, pendirian,… bangsa Palestina, dan untuk menjelaskan kejahatan rezim Zionis.”

Juga mengacu pada pertemuan bilateral yang diharapkan dengan para pejabat dari negara lain di sela-sela dua sesi tersebut, Bagheri Kani mengatakan Iran akan menggunakan mekanisme yang ada di arena internasional, untuk “menciptakan kondisi di mana rezim Zionis dan pendukungnya, terutama AS , akan dipaksa untuk menghentikan kejahatan dan genosida di Gaza.”

Zionis Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan sebagai tanggapan terhadap kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang dilakukan rezim Zionis Israel selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.

Sejak itu, Amerika Serikat telah memasok lebih dari 10.000 ton peralatan militer kepada rezim Tel Aviv dan menggunakan hak vetonya terhadap semua resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 38.664 warga Palestina dan melukai 89.097 lainnya sejak dimulainya serangan. Ribuan lainnya juga hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan.[IT/r]
Comment