Hamas: Pembantaian Nuseirat yang Dilakukan Israel Dimaksudkan untuk Menghalangi Kesepakatan Gencatan Senjata
Story Code : 1141119
Haniyeh lebih lanjut menyoroti bahwa peran Washington dalam serangan itu membuat pemerintahan Presiden Joe Biden “tidak kalah kriminalnya” dibandingkan para pemimpin Zionis “Israel”.
Pasukan Zionis “Israel” melancarkan serangan di siang hari bolong pada hari Sabtu (8/6).
Saksi dan jurnalis di lapangan menyatakan bahwa Zionis “Israel” mengebom bangunan tempat tinggal, sehingga menyebabkan lebih banyak korban jiwa. Hampir 300 warga Palestina menjadi martir dan lebih dari 700 orang terluka akibat tindakan agresi terbaru Zionis “Israel”.
Haniyeh juga mengatakan Benny Gantz dan komandan Divisi Gaza militer Zionis “Israel” Gadi Eiskenot telah mengundurkan diri dari kabinet perang untuk “melompat dari kapal… sebelum kapal itu tenggelam.”
“Sistem politik Zionis ‘Israel’ berada di ambang kehancuran,” kata Haniyeh.
Pejabat Hamas juga mengatakan Gantz, yang dianggap sebagai alternatif dari Benjamin Netanyahu, tidak berbeda dengan perdana menteri saat ini. “Keduanya adalah pembunuh yang mencari kehancuran.”
Gantz keluar dari kabinet meskipun ada permintaan dari Netanyahu. Dia telah memberi Netanyahu batas waktu 8 Juni untuk mempresentasikan rencana pasca perang Gaza.
Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld juga telah mengundurkan diri, dengan alasan kegagalannya mencegah Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober. Dua menteri Zionis “Israel” lainnya juga mengundurkan diri setelah Gantz mengundurkan diri.
Secara terpisah, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri meminta pemerintah AS untuk menekan entitas tersebut agar menghentikan genosida di Gaza.[IT/r]