Serangan “Kush”: Hizbullah Mengontrol Medan Perang
Story Code : 1140121
Zionis “Israel” sejauh ini menolak untuk mengakui jumlah korban tewas sebenarnya dan kerusakan tambahan yang diakibatkan oleh serangan udara Hizbullah yang melibatkan penggunaan drone penyerangnya. Drone tersebut menyerang kompleks militer yang baru didirikan yang mencakup pangkalan untuk memobilisasi pasukan Zionis “Israel”. Dalam kejadian seperti ini, angka pastinya seringkali tidak pernah dipublikasikan.
Kesimpulan awal dari operasi yang sangat kritis ini:
- Perencanaan yang cermat dan mempelajari tujuannya
- Hizbullah mengetahui bahwa tentara Zionis “Israel” tidak mengevakuasi pangkalan tersebut dan mengabaikan bentengnya.
- Ketidakmampuan sistem pertahanan udara untuk mencegat semua pesawat Hizbullah, dan kemampuan drone mereka untuk melewati semua perangkat peringatan canggih musuh.
- Tingginya jumlah cedera per serangan
- Pemblokiran media atas serangan tersebut, dan instruksi bagi media untuk meremehkan kengerian dari operasi tersebut.
- Reaksi agresif para pejabat Zionis “Israel” setelah operasi tersebut, dan ancaman invasi ke Lebanon atau serangan mendadak yang terus berlanjut serta kebutuhan untuk mengakhiri penundaan di wilayah utara.
Cara operasi tersebut dilaksanakan menempatkannya pada daftar operasi perlawanan teratas:
- Faktor kejutan dan guncangan yang membuat Zionis “Israel” lengah di basis yang mereka pikir jauh dari jangkauan Hizbullah.
- Konsentrasi militer yang tinggi dari tentara Zionis “Israel”, yang pasti menyebabkan banyak korban jiwa dan cedera yang diklasifikasikan sebagai tidak ada harapan
- Zionis “Israel” kehilangan rasa aman setelah serangan pertama dilakukan. Lokasi tersebut kemudian dibom untuk kedua kalinya setelah tim penyelamat tiba di lokasi kejadian, sehingga mempersulit evakuasi korban luka.
- Sebuah laporan di salah satu saluran Zionis “Israel” mencirikan serangan itu sebagai pelanggaran tembok di wilayah yang secara militer digambarkan sebagai wilayah tertutup.
Para ahli yang memantau garis depan menggambarkan momen tersebut sebagai puncak eskalasi.
Perlawanan ini membuktikan bahwa mereka dapat beregenerasi dan tidak terbatas pada serangkaian taktik militer tertentu. Perjuangan dan dukungan selama delapan bulan untuk Gaza tidak menguras tenaga Hizbullah. Ia mengerahkan energi dan kemampuannya sesuai kemauannya, bermain di lapangan, dan mencapai tujuannya tanpa kesalahan. Sementara itu, Zionis “Israel” terjebak dalam pusaran trauma psikologis dan militer. [IT/r]