Selain membawa revolusi Islam di Iran—peristiwa penting dalam urusan global—Imam Khomeini juga terkenal karena menarik perhatian pada pendudukan ilegal Zionis di Al-Quds (Yerusalem) dan Palestina.
Salah satu tindakan pertama Imam setelah kemenangan revolusi Islam adalah memutuskan hubungan diplomatik dengan rezim apartheid Afrika Selatan dan Zionis Israel.
Pemimpin PLO Yasir Arafat menjadi pengunjung asing pertama yang disambut di Teheran. Imam mengizinkannya bertemu dan kunci bekas kedutaan Israel dan properti lain milik Zionis diserahkan kepada Palestina.
Sayangnya, Arafat terbukti sangat mengecewakan. Ia mengaku sebagai seorang revolusioner tetapi seperti para penguasa Arab lainnya, yang menyampaikan pidato berapi-api tetapi tidak bertindak. Mereka adalah macan kertas. Arafat tidak mampu, atau tidak mau mengakhiri ketergantungannya pada Barat dan rezim boneka Arab. Konsekuensi dari pendekatan yang salah ini mengakibatkan penyerahan totalnya kepada Zionis dan tidak mendapat balasan apa pun selain penghinaan.
Namun, Imam sangat jelas tentang sifat imperialisme dan Zionisme. Jauh sebelum kemenangan revolusi Islam, Imam Khomeini telah berbicara dengan tegas menentang kedua ideologi yang beliau lihat sebagai penindasan dan tidak adil. Imam menyatakan bahwa adalah tugas umat Islam di seluruh dunia dan bahkan orang-orang yang mencintai keadilan di mana pun untuk berjuang melawan ideologi eksploitatif rasis ini.
Pada bulan Agustus 1979, Imam mengumumkan bahwa Jumat terakhir bulan Ramadan harus diperingati sebagai Yaum al-Quds (Hari Quds). Beliau menghimbau masyarakat untuk mengadakan unjuk rasa di mana pun mereka berada untuk menarik perhatian terhadap pendudukan ilegal zionis atas Al-Quds dan Tanah Suci (Palestina).
Pilihan Imam untuk mengadakan unjuk rasa Hari Quds di bulan Ramadan sangat penting. Ini adalah bulan perjuangan. Umat Islam awal bertempur dalam pertempuran pertama mereka di Badar, dan meraih kemenangan gemilang melawan musuh-musuh musyrik Mekkah mereka. Pada bulan Ramadan pula Mekkah dibebaskan dari cengkeraman para penindas. Karena itu, Imam memilih bulan ini sebagai simbol perjuangan untuk pembebasan Palestina dan Al-Quds.
Sejak Yaum al-Quds pertama kali diproklamasikan, umat Islam dan orang-orang yang memiliki hati nurani di seluruh dunia telah memperingati hari ini. Mereka telah menarik perhatian terhadap penodaan zionis terhadap kiblat pertama umat Islam.
Pendudukan Palestina yang terus berlanjut dan kejahatan mengerikan Zionis terhadap warga Palestina yang tidak bersalah juga telah terungkap. Dukungan rezim Barat yang tidak perlu dipertanyakan lagi terhadap genosida Zionis di Gaza telah menegaskan, sekali lagi, bahwa Israel adalah pos terdepan pemukim kolonial di Asia Barat.
Sejak Zionis melancarkan serangan gencar mereka di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 36.500 orang yang tidak bersalah, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, telah dibunuh secara brutal. Setidaknya 15.000 anak-anak, mungkin dua kali lipat dari jumlah itu, telah dibantai dengan kejam. Rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, universitas, perpustakaan, dan rumah-rumah penduduk telah dibom dan dihancurkan.
Kecuali para politisi Barat yang korup dan pengecut, dari sayap kiri dan kanan, sebagian besar orang di dunia merasa ngeri atas kebrutalan Zionis. Gerakan protes mahasiswa di seluruh dunia mencerminkan kekhawatiran ini. Perjuangan melawan Zionisme tidak lagi terbatas pada warga Palestina atau Muslim. Hal ini telah menjadi fenomena global.
Perhatian almarhum Imam terhadap masalah krusial ini sangat berkaitan dengan hal tersebut.
Perlawanan Islam di Palestina, khususnya di Gaza berutang banyak pada inspirasi yang diberikan oleh perjuangan Iran Islam sendiri melawan imperialisme dan zionisme.
Selama lebih dari delapan bulan, perlawanan Islam telah bertahan melawan mesin militer paling tangguh di wilayah tersebut. Israel Zionis telah kalah dalam perang. Bahkan para jenderal dan politisi Israel mengakui fakta ini. Perang terus berlanjut hanya karena Benjamin Netanyahu ingin menunda hari ketika ia ditangkap dan dijebloskan ke penjara atas tuduhan korupsi serta gagal melindungi orang Israel.
Pandangan jauh ke depan dan pendirian berani Imam telah dibenarkan dalam perjuangan yang sedang berlangsung melawan zionisme dan imperialisme. Kemenangan sudah dekat, insya Allah.[IT/AR]