0
Friday 31 May 2024 - 00:53
Prancis - Gejolak Palestina:

Anggota Parlemen Perancis: Larangan Mengibarkan Bendera Palestina Sesuai dengan 'Rezim Otoriter'

Story Code : 1138694
French left-wing lawmaker Sebastien Delogu
French left-wing lawmaker Sebastien Delogu
Pada saat itu, Delogu mengibarkan bendera Palestina sebagai protes terhadap pasokan peralatan dan penjualan senjata yang terus dilakukan Prancis ke Zionis "Israel".

Delogu, anggota parlemen dari partai France Unbowed (LFI), berdiri dengan bendera saat ditanyai kepada pemerintah.

Ketua parlemen Yael Braun-Pivet mengecam apa yang disebutnya sebagai perilaku yang tidak dapat diterima, dan anggota parlemen memilih untuk menskors Delogu selama dua minggu dan memotong setengah tunjangan parlemennya selama dua bulan.

“Suara perdamaian tunduk pada larangan, seruan dan kekerasan dari kekuatan yang sedang sekarat,” tulis Delogu di akunnya di X, sambil menambahkan, “Prancis yang menjadi kaki tangan genosida bukanlah milik kami!”

Sanksi yang diberikan kepada orang-orang yang terjajah dan dibantai, adalah martabat otoritas rezim.
Ada banyak larangan, pertemuan, dan kekerasan yang bisa dilakukan secara langsung.
Itu adalah CEDH.
La France des complices du génocide bukan yang terbaik! pic.twitter.com/sc3BngWoQj
— Sébastien DELOGU (@sebastiendelogu) 30 Mei 2024

Pada saat itu, anggota parlemen Prancis mengibarkan bendera Palestina sebagai protes terhadap pasokan peralatan dan penjualan senjata yang terus dilakukan Prancis kepada militer pendudukan Zionis Israel, yang menggunakannya dalam perang genosida yang dilancarkan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Delogu kemudian meninggalkan majelis rendah dengan membuat tanda V untuk kemenangan, sementara anggota parlemen sayap kanan dan tengah memuji sanksi terhadapnya.

Anggota parlemen sayap kiri Prancis Sebastien Delogu dari Partai La France Insoumise diskors selama 15 hari karena mengibarkan bendera #Palestina di Majelis Nasional.

Menurut Reuters, Delogu "mengibarkan bendera Palestina di Majelis Nasional... karena saat saya berbicara, #Prancis menjual senjata,… pic.twitter.com/NzkfJHEZUv
— Al Mayadeen Bahasa Inggris (@MayadeenEnglish) 28 Mei 2024 [IT/r]
Comment