Mesir Membatalkan Pertemuan dengan Pejabat Israel di tengah Invasi Rafah
Story Code : 1134847
Sebuah sumber Zionis Israel melaporkan bahwa para pejabat militer Mesir membatalkan semua pertemuan yang telah direncanakan sebelumnya dengan rekan-rekan Zionis Israel mereka, menurut i24NEWS Zionis Israel.
Situs web tersebut menyoroti bahwa masalah ini berasal dari kekhawatiran Mesir mengenai aktivitas militer Zionis Israel di sepanjang perbatasan yang memisahkan Mesir dan Jalur Gaza. Lebih jauh lagi, Kairo memandang otoritas militer Israel atas jalur penyeberangan Rafah di wilayah Palestina sebagai potensi pelanggaran terhadap perjanjian lama antara kedua negara, sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Camp David.
Laporan tersebut merinci bahwa pembatalan mendadak tersebut mengindikasikan semakin buruknya krisis antara kedua pihak, dengan latar belakang pernyataan terobosan Mesir ketika negara tersebut pada hari Minggu menyatakan dukungannya terhadap gugatan yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Zionis “Israel” di Mahkamah Internasional.
Keputusan tersebut memicu reaksi keras dari entitas pendudukan, dengan salah satu sumber menggambarkannya kepada i24NEWS sebagai “pengkhianatan, mengingat kerja sama sebelumnya, khususnya di Semenanjung Sinai.”
Sebelum operasi militer Zionis Israel di Kegubernuran Rafah, selatan Jalur Gaza, Mesir memperingatkan bahaya operasi serupa.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, Kairo menyebut tindakan militer apa pun di Rafah sebagai “tindakan yang meningkat,” dan menekankan bahaya kemanusiaan yang signifikan yang ditimbulkannya terhadap lebih dari satu juta warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.
Mesir mendesak Zionis “Israel” untuk menahan diri dari eskalasi “pada saat yang sangat sensitif dalam perundingan gencatan senjata” dan untuk mencegah hilangnya nyawa warga sipil Palestina, yang menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak awal perang.
Beberapa hari yang lalu, surat kabar Zionis Israel Maariv membenarkan bahwa para pejabat Mesir memberi tahu Direktur Intelijen Amerika, William Burns, bahwa Amerika Serikat harus memberikan tekanan serius pada Zionis "Israel" untuk menghentikan operasinya di kota Rafah dan kembali ke perundingan serius.
Dalam konteks ini, Hamdeen Sabahi, Sekretaris Jenderal Kongres Nasional Arab, mengatakan bahwa serangan ke penyeberangan Rafah merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Camp David, dan sebagai tanggapannya ia menganjurkan pembatalan perjanjian tersebut.[IT/r]