Media Israel: Pengunduran Diri Kepala Intel Bukanlah yang Terakhir
Story Code : 1130738
Surat kabar Zionis Israel Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa pengunduran diri kepala Direktorat Intelijen Militer Zionis Israel Aman, Aharon Haliva, "bukan yang terakhir" di kalangan perwira senior pendudukan karena menyebutkan "efek domino".
Ia menambahkan bahwa Haliva adalah anggota pertama Staf Umum militer Zionis Israel yang mengundurkan diri karena kegagalan pada 7 Oktober.
Surat kabar Zionis Israel mengungkapkan bahwa ada perwira senior lainnya, setidaknya empat di antaranya berpangkat kolonel, setingkat komandan unit lapangan yang memberi tahu rekan-rekannya bahwa mereka berniat mengundurkan diri. Ia menambahkan bahwa Komandan Divisi Gaza, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld adalah salah satunya.
Jenderal lain dari Staf Umum, kepala Divisi Strategi dan Iran, yang memimpin Divisi Gaza dan kemudian mengambil alih Komando Selatan, Eliezer Toledano, tidak tampil di depan umum selama enam bulan terakhir, katanya.
Surat kabar Zionis Israel Yedioth Ahranoth menjelaskan bahwa dilema mengenai kemungkinan pengunduran diri di masa depan berkaitan dengan waktu karena pengunduran diri ini dapat mempercepat berakhirnya perang Zionis Israel di Gaza terutama di tengah penarikan sebagian besar pasukan IOF dari Gaza dalam beberapa pekan terakhir.
Pengunduran diri Haliva dan pejabat senior lainnya menempatkan Kepala Staf Herzi Halevi dalam dilema karena akan sulit baginya untuk mengumpulkan kembali Staf Umum dan kemudian mengundurkan diri, kata surat kabar itu.
Ditambahkannya, ada dua calon utama lainnya untuk posisi kepala staf selain Halevi. Yang pertama adalah Panglima Komando Utara, Ori Gordin, saat ini menjadi perwira brigade, dan yang kedua adalah Direktur Jenderal Kementerian Keamanan, Mayor Jenderal Eyal Zamir meskipun ia pernah menjadi Panglima Komando Selatan pada pertengahan dekade terakhir.
Surat kabar Zionis Israel menambahkan bahwa faktor lain yang akan mempengaruhi waktu pengunduran diri adalah penyelidikan perang terhadap staf IOF yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa puluhan perwira senior, yang berada di pusat pengambilan keputusan mengenai Gaza, telah mencari nasihat hukum.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Zionis Israel Yedioth Ahronoth, komandan Brigadir Divisi 36, Jenderal Dadu Bar Khalifa, mengakui salah satu kegagalan terbesar Zionis Israel dalam perang melawan Gaza ketika dia mengatakan bahwa para pemimpin Komando Selatan, termasuk Halevi, tidak mengerjakan rencana apa pun untuk melakukan manuver penuh di Gaza, menekankan bahwa rencana operasional yang disiapkan dan dilaksanakan dikurangi dan dibatasi.[IT/r]