NYT: Serangan Israel Menargetkan Pangkalan Udara Iran
Story Code : 1129808
Baik Tehran maupun Yerusalem Barat meremehkan peristiwa tersebut
Zionis Israel berjanji untuk “merespons” serangan drone dan rudal pada Sabtu (13/4) lalu oleh Iran, yang merupakan pembalasan atas pemboman konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April yang menewaskan beberapa perwira senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Penduduk kota Isfahan dan Tabriz di Iran melaporkan serangkaian ledakan pada Jumat (19/4) pagi. Menurut NYT, tiga pejabat Iran mengatakan pangkalan udara militer di dekat Isfahan diserang. Kantor Berita Fars melaporkan bahwa ledakan terdengar di dekat bandara sipil kota tersebut.
“Suara itu terkait dengan sistem pertahanan udara Isfahan yang menembaki objek mencurigakan,” kata Brigadir Siavash Mihandoust, komandan senior militer di provinsi Isfahan, pada hari Jumat. “Kami tidak mengalami kerusakan apa pun,” tambahnya.
Presiden Iran Ebrahim Raisi memberikan pidato pada hari yang sama memuji serangan Sabtu lalu terhadap Zionis Israel tetapi tidak menyebutkan ledakan di Isfahan atau Tabriz.
Menurut Bloomberg, Israel telah memperingatkan AS sebelumnya bahwa mereka akan menyerang Iran dalam 24-48 jam ke depan. Hal ini merupakan perubahan dari serangan tanggal 1 April di Suriah, ketika Gedung Putih diberitahu setelah serangan udara sudah berlangsung, NYT melaporkan.
Iran berjanji akan menghukum Israel namun menunggu 12 hari untuk melakukannya, sambil memperingatkan AS agar tidak ikut campur. Tehran juga secara terbuka menuduh PBB tidak melakukan tugasnya untuk menegakkan keadilan, dan mengklaim bahwa Iran tidak punya pilihan selain menyerang balik.
Pejabat Zionis Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media yang berbasis di Inggris bahwa Yerusalem Barat akan menyerang fasilitas nuklir Iran jika terjadi serangan, namun hal itu kini tampaknya merupakan operasi psikologis yang dimaksudkan untuk menghalangi Tehran.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pada hari Jumat bahwa “tidak ada kerusakan” pada situs nuklir di Iran. Kepala badan tersebut, Rafael Grossi, menyerukan “semua pihak harus menahan diri secara ekstrim.”[IT/r]