Sayyid Safiddin: 'Israel' Kalah dalam Pertempuran, Menunda Pengumuman Kekalahan
Story Code : 1127264
Dalam sebuah wawancara dengan saluran satelit Al-Aqsa, Sayyid Safiddin mengatakan Operasi Badai Al-Aqsa pada bulan Oktober adalah sebuah berkah, sangat penting dan merupakan tindakan jihad yang sangat sukses.
Dia menekankan bahwa Perdana Menteri Zionis “Israel” Benjamin Netanyahu tidak akan mampu memperbaiki kerusakan dan kelemahan entitas tersebut. Lebih jauh lagi, Sayyid Safiddin percaya Zionis “Israel” kehilangan kendali atas pertempuran tersebut dan militernya tidak terorganisir tanpa rencana pertempuran yang sebenarnya.
Di sisi lain, ia meyakinkan bahwa perlawanan itu kuat, terorganisir, dan bersatu serta terdapat koordinasi dan kerja sama tingkat tinggi antar anggota poros perlawanan.
Sayyid Safiddin lebih lanjut menjelaskan bahwa mereka yang berkorban melakukan hal tersebut karena kepercayaan pada hati dan pikiran para pemimpin mujahidin dan pejuang perlawanan.
Dia mengatakan musuh membuat perhitungan khusus terhadap perlawanan di front Lebanon, dan menekankan bahwa Hizbullah memiliki senjata canggih yang menjadikannya lawan yang kuat.
Menurut pejabat senior Hizbullah, banyaknya ancaman musuh memperlihatkan sejauh mana ketidakmampuan dan kelemahannya. Dia mengatakan Zionis “Israel” menderita kelelahan dan tidak akan mampu melakukan pertempuran.
Dia juga menunjukkan bahwa masyarakat Arab dan Islam kuat dan hidup.
“Hari ini adalah hari persatuan bagi umat Islam dan Arab dan terbukanya cakrawala pengorbanan dan perlawanan,” tambahnya, sambil mencatat bahwa Hizbullah menolak permintaan AS untuk tidak mendukung perlawanan di Gaza.
Safiddine mengatakan Barat tidak melihat fakta melainkan kepentingan mereka, dan menunjukkan bahwa negara-negara Barat setelah beberapa bulan menyadari bahwa Netanyahu lemah dan bahwa ia menyia-nyiakan pasukannya dan tidak menentukan tujuan yang jelas bagi mereka dalam pertempuran tersebut.
Dia juga menunjukkan bahwa Zionis “Israel” tidak dapat mencapai tujuannya di Gaza selain membunuh perempuan dan anak-anak dan bahwa Israel telah kalah dalam pertempuran tersebut namun menunda mengumumkan kekalahannya.[IT/r]