Singapura Mengecam Postingan Facebook "Israel" yang Tidak Dapat Diterima
Story Code : 1124883
Singapura telah menuntut agar Kedutaan Besar Zionis Israel menghapus postingan media sosial yang dianggap “tidak sensitif dan tidak pantas,” dan memperingatkan bahwa hal itu dapat membahayakan keamanan di negara kota tersebut dan merusak hubungan kuat dengan pendudukan Zionis Israel.
Postingan Facebook kedutaan tersebut, yang membandingkan referensi Zionis “Israel” dan Palestina dalam Al-Quran sambil menegaskan “hubungan adat” orang-orang Yahudi dengan tanah tersebut, dihapus setelah adanya protes.
Singapura menuntut kedutaan Zionis Israel menghapus postingan mereka karena dianggap 'tidak sensitif dan tidak pantas'. pic.twitter.com/7wKNReFqXX
— HAREEZ ANWAR (@hareez_anwar85) 25 Maret 2024
“Postingan itu, di halaman media sosial kedutaan Zionis Israel, benar-benar tidak dapat diterima,” kata Menteri Dalam Negeri K. Shanmugam kepada wartawan pada hari Senin.
🚨Singapura melontarkan teguran marah kepada #Zionis Israel, setelah kedutaan besarnya di #Singapura memposting pernyataan yang menghasut dengan menggunakan ayat suci Al Quran. Menteri Dalam Negeri Singapura:
“Saya sangat kesal… itu tidak sensitif & tidak pantas… postingan ini adalah upaya menakjubkan untuk menulis ulang sejarah”#Gaza pic.twitter.com/1ztkiPqvrU
— Lensa Veritatis (@LensVeritatis) 25 Maret 2024
Meskipun penduduk Singapura sebagian besar adalah etnis Tionghoa, negara ini memiliki ciri komposisi multi-ras, termasuk sebagian besar komunitas Melayu yang menganut Islam. Selain itu, Singapura berbatasan dengan negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, yang keduanya telah menyaksikan protes yang mendukung perjuangan Palestina.
Arahan dari Singapura untuk menghapus postingan tersebut muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam kunjungan resminya ke Zionis "Israel". Dalam pertemuan tersebut, Balakrishnan menegaskan kembali pendirian Singapura bahwa “aksi militer Zionis Israel di Gaza sudah keterlaluan.”
Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan sebelumnya hari ini bahwa pendudukan melakukan 11 pembantaian dalam 24 jam, menewaskan 107 orang dan melukai 176 orang. Hal ini menjadikan jumlah total warga Palestina yang terbunuh dalam agresi Zionis Israel di Gaza sejak 7 Oktober menjadi 32.333 orang. menjadi 74.694 cedera.
Pendudukan Zionis Israel melanjutkan kampanye genosida tanpa henti terhadap Gaza selama 171 hari berturut-turut, menargetkan berbagai wilayah di Jalur Gaza dan memberlakukan blokade total. Hal ini semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan, dan memperburuk penderitaan masyarakat di Gaza.[IT/r]