China Menjanjikan Balasan atas Sanksi yang Dijatuhkan Inggris
Story Code : 1118204
Pembatasan terbaru Inggris terhadap perusahaan-perusahaan China tidak memiliki dasar dalam hukum internasional, kata Beijing
Pada hari Kamis (22/2), Inggris mengumumkan lebih banyak pembatasan yang dirancang untuk merugikan Moskow, dengan mengatakan bahwa ini menandai ulang tahun kedua dimulainya konflik antara Rusia dan Ukraina. Sanksi terbaru ini menargetkan 50 entitas dan individu, sebagian besar dari mereka berasal dari Rusia tetapi tiga perusahaan China juga masuk dalam daftar.
Pembatasan Inggris terhadap perusahaan-perusahaan China adalah “tindakan sepihak yang tidak memiliki dasar hukum internasional, dan kami dengan tegas menentangnya,” kata misi diplomatik Beijing dalam sebuah pernyataan pada hari yang sama.
Pihak berwenang China akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk “secara tegas menjaga” kepentingan sah bisnis negara tersebut, tambahnya.
“Kami ingin memberi tahu pihak Inggris bahwa tindakan apa pun yang merugikan kepentingan Tiongkok akan dilawan dengan tegas oleh pihak China,” kedutaan memperingatkan.
Mengenai konflik di Ukraina, Beijing “selalu berpegang pada posisi obyektif dan adil… dan secara aktif berkomitmen untuk mendorong perundingan damai” antara Moskow dan Kiev, tegasnya.
Perusahaan China yang dikenakan sanksi oleh London adalah Finder Technology LTD dan JUHANG Aviation Technology Co, yang diklaim Inggris telah memasok barang elektronik terbatas ke Rusia, dan Beijing Micropilot Flight Control Systems Co, yang memproduksi mesin untuk drone.
Ini bukan pertama kalinya Inggris memasukkan perusahaan-perusahaan China ke dalam daftar hitam. Tiga perusahaan dari negara tersebut juga termasuk dalam paket sanksi Inggris sebelumnya yang menargetkan Rusia, yang diumumkan pada awal Desember. Saat itu, kedutaan besar China meminta London untuk “segera memperbaiki kesalahannya dan mencabut sanksi terhadap perusahaan Tiongkok.”
Pada hari Jumat (23/2), UE juga mengumumkan serangkaian tindakan hukuman baru terhadap Moskow pada peringatan dua tahun pecahnya konflik antara Rusia dan Ukraina. Paket sanksi ke-13 dari blok tersebut, yang menargetkan 106 individu dan 88 entitas, membuat Brussels memasukkan tiga perusahaan Tiongkok dan satu perusahaan India ke dalam daftar hitam untuk pertama kalinya.
Dalam wawancaranya dengan jurnalis Amerika Tucker Carlson awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan kembali bahwa sanksi yang diterapkan oleh Barat “tidak berhasil.”
“Jumlah sanksi terbesar di dunia yang… diterapkan terhadap Rusia. Dan kami telah menjadi negara dengan perekonomian pertama di Eropa pada saat ini,” tegas Putin.[IT/r]