Meskipun Zionis Israel meminta para pemimpin Eropa untuk campur tangan, Kairo tidak akan menerima orang-orang yang melarikan diri dari Gaza
Berbicara kepada anggota parlemen, pemimpin suku dan militer serta tokoh masyarakat yang berkumpul di al-Arish dekat perbatasan Mesir dengan Gaza dan Zionis Israel, Madbouly mengatakan: “Kami siap mengorbankan jutaan nyawa untuk memastikan tidak ada yang melanggar batas wilayah kami.”
Menurut perdana menteri, Kairo bermaksud untuk memperluas rencananya untuk mengembangkan dan membangun kembali Semenanjung Sinai dalam waktu dekat, yang menunjukkan bahwa “Mesir tetap berkomitmen terhadap wilayah tersebut.”
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan relokasi paksa warga Palestina tidak dapat diterima. “Kami jelas menentang pemindahan paksa secara massal, titik. Dan kami telah melihatnya di tempat lain di seluruh dunia dan kami konsisten dalam hal itu,” klaimnya pada Selasa (31/10).
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi mengatakan pada tanggal 21 Oktober bahwa Kairo menolak “setiap upaya untuk menghilangkan masalah Palestina dengan cara militer atau melalui pengusiran paksa warga Palestina dari tanah mereka.”
Masyarakat Mesir khawatir bahwa 2,3 juta orang yang saat ini tinggal di Gaza bisa berakhir di Sinai.
Seperti yang dilaporkan Financial Times, Benjamin Netanyahu, perdana menteri Zionis Israel, bertujuan untuk membujuk para pemimpin Eropa agar menekan Kairo agar menerima warga Gaza pada pekan lalu. Menurut sumber tersebut, Perancis dan Jerman menolak permintaan untuk membujuk Mesir agar menerima perjanjian tersebut. Yordania juga menolak menerima pengungsi dari Gaza.[IT/r]