NYT: AS Khawatir Israel Tidak Memiliki Rencana yang ‘Jelas’ untuk Invasi Gaza
Story Code : 1090696
Washington mendesak adanya “pertimbangan yang hati-hati” sebelum melancarkan operasi darat apa pun di wilayah kantong Palestina
Dalam diskusi baru-baru ini dengan timpalannya dari Zionis Israel Yoav Gallant, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menekankan perlunya “pertimbangan yang cermat” sebelum meluncurkan kampanye darat di wilayah padat penduduk tersebut, New York Times melaporkan pada hari Senin (23/10).
“Pemerintahan [AS] juga prihatin… bahwa Pasukan Pertahanan Zionis Israel belum memiliki jalur militer yang jelas untuk mencapai tujuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memberantas Hamas,” kata outlet tersebut, menambahkan bahwa “Dalam percakapan dengan para pejabat Zionis Israel sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, para pejabat Amerika mengatakan mereka belum melihat rencana tindakan yang dapat dicapai.”
Meskipun Gedung Putih menyatakan bahwa para pejabat Amerika tidak mengambil keputusan atas nama Zionis Israel, Pentagon dilaporkan telah mengirim Letjen Marinir bintang tiga James Glynn untuk memberi nasihat kepada Pasukan Pertahanan Zionis Israel (IDF) mengenai operasi perkotaan. Perwira tersebut sebelumnya memimpin operator khusus AS yang bertugas memerangi ISIS, dan sebelumnya bertugas di Fallujah, Irak dalam beberapa pertempuran rumah ke rumah yang paling kejam setelah invasi AS tahun 2003.
Glynn dilaporkan akan memberi nasihat kepada pasukan Zionis Israel tentang “cara mengurangi korban sipil dalam peperangan perkotaan,” menurut Associated Press, yang mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Namun, Koordinator Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (23/10) bahwa penasihat Amerika tidak akan bertugas dalam peran tempur, dan hanya akan berkonsultasi dengan komandan Zionis Israel. Sementara itu, pejabat lain yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa Glynn tidak akan tetap berada di Zionis Israel jika invasi darat dimulai.
Selama kontak telepon dengan Gallant pada hari Senin, Menteri Pertahanan Austin dilaporkan menekankan “pentingnya perlindungan warga sipil,” dan “mendorong” militer Zionis Israel untuk “melakukan operasi mereka sesuai dengan hukum perang.”
IDF telah mendapat kecaman dari beberapa kelompok hak asasi manusia atas serangan tanpa pandang bulu terhadap bangunan sipil di Gaza, yang telah menyebabkan sedikitnya 5.000 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka, menurut pejabat setempat. Sekitar 1.400 orang di Zionis Israel telah terbunuh sejak putaran terakhir permusuhan meletus pada tanggal 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan salah satu serangan teroris terbesarnya hingga saat ini.
Ratusan ribu penduduk di Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekerasan tersebut, dan banyak dari mereka sangat membutuhkan bantuan, hal ini juga memicu peringatan akan adanya bencana kemanusiaan dari PBB dan organisasi lainnya.[IT/r]