Netanyahu: Konsekuensinya Akan ‘Menghancurkan’ Jika Hizbullah Ikut Berperang
Story Code : 1090339
Zionis Israel akan menyerang paramiliter Lebanon “dengan kekuatan yang tak terbayangkan,” perdana menteri memperingatkan
“Jika Hizbullah memutuskan untuk ikut berperang, mereka akan merindukan Perang Lebanon Kedua,” kata Netanyahu, mengacu pada konflik tahun 2006 ketika Zionis Israel menginvasi Lebanon selatan dan menggempur Beirut dengan serangan udara sebagai tanggapan atas serangan Hizbullah ke Zions Israel. Sekitar 165 warga Zionis Israel dan lebih dari 1.000 warga Lebanon tewas dalam konflik yang telah berlangsung selama sebulan tersebut.
“Mereka akan membuat kesalahan dalam hidupnya,” lanjut Netanyahu, menurut transkrip yang dilihat oleh media Zionis Israel. “Kami akan menyerangnya dengan kekuatan yang tak terbayangkan dan dampaknya terhadap negara Lebanon akan sangat menghancurkan.”
Pasukan Zionis Israel dan Hizbullah terlibat baku tembak roket dan artileri sejak konflik dengan Hamas pecah dua minggu lalu. Meskipun kelompok paramiliter Lebanon telah mengirimkan drone dan sejumlah penyusup melintasi perbatasan, tidak ada serangan besar-besaran yang terjadi, dan Israel sejauh ini menghindari pembukaan front kedua di utara.
Namun milisi Lebanon telah meningkatkan serangannya dalam beberapa hari terakhir, menembakkan puluhan roket ke pangkalan militer Zionis Israel dan membunuh seorang tentara Israel dalam serangan rudal pada hari Jumat (20/10). Pasukan Zionis Israel membalasnya dengan pemboman artileri dan serangan pesawat nirawak. Menteri Pertahanan Zionis Israel Yoav Gallant menyatakan pada hari Sabtu bahwa Hizbullah “telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam pertempuran” dan akan membayar “harga yang mahal” untuk melakukan hal tersebut.
Namun di balik layar, AS memperingatkan Zionis Israel agar tidak terlibat dalam perang di dua front, New York Times melaporkan pada hari Jumat. Menurut sumber surat kabar tersebut, para pejabat Amerika memandang Gallant sebagai tokoh garis keras Hizbullah, yang tindakannya berisiko menyeret Zionis Israel ke dalam perang yang sulit dimenangkan.
Lebih jauh lagi, ketika AS mendukung Israel dan Iran mendukung Hizbullah, perang semacam itu dapat dengan mudah berubah menjadi konflik yang lebih luas dan lebih merusak, kata sumber tersebut.
Hizbullah saat ini berada “di jantung pertempuran” antara Zionis Israel dan Hamas, kata wakil pemimpin kelompok itu, Naim Qassem, pada hari Minggu. Qassem menjelaskan bahwa tujuan Hizbullah saat ini adalah untuk “melemahkan Zionis Israel dan memberi tahu mereka bahwa kami siap” menghadapi kemungkinan eskalasi besar.
Puluhan ribu warga Zionis Israel telah dievakuasi dari permukiman dekat perbatasan Lebanon. Warga dari 14 komunitas telah diperintahkan meninggalkan tempat tinggal sementara sejak Sabtu pagi, sementara 28 permukiman lainnya dikosongkan pekan lalu.[IT/r]