Presiden AS dilaporkan akan meminta $100 miliar dari Kongres pada hari Jumat untuk Ukraina, Israel, Taiwan, dan perbatasan
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden dilaporkan berupaya mengatasi penolakan Partai Republik terhadap pendanaan yang terus berlanjut untuk Kiev dengan menggabungkan bantuan tersebut dengan dukungan untuk Zionis Israel dan Taiwan serta kebijakan di perbatasan selatan AS, isu-isu yang mendapat dukungan besar dari anggota parlemen Partai Republik.
Menurut laporan pada hari Rabu (18/10), Zionis Israel akan menerima $10 miliar dari paket yang diusulkan, sesuai dengan jumlah yang dilaporkan diminta untuk mendukung upaya perang melawan kelompok militan Palestina Hamas. Sisa $30 miliar akan disalurkan ke Taiwan dan keamanan di Indo-Pasifik yang lebih luas, dan untuk perbatasan selatan. Belanja tersebut dimaksudkan untuk periode sepanjang tahun anggaran 2024 yang berakhir September mendatang.
Anggota parlemen dari Partai Republik semakin skeptis mengenai dukungan jangka panjang untuk Kiev seiring konflik dengan Moskow yang berlarut-larut. Para donor asing dari Ukraina menaruh harapan besar pada “serangan balasan musim panas” di Kiev, yang mana mereka menyediakan tank-tank canggih buatan Barat dan persenjataan lainnya. Pasukan Ukraina gagal membuat banyak kemajuan dalam melawan garis pertahanan Rusia.
Bantuan Ukraina menjadi bahan perdebatan di Dewan Perwakilan Rakyat AS bulan lalu, ketika mereka membahas rancangan undang-undang belanja sementara untuk mencegah penutupan pemerintah. Versi final tidak mengalokasikan uang untuk Kiev.
Kevin McCarthy kehilangan posisi sebagai juru bicara setelah para ‘skeptis Ukraina’ menuduhnya membuat kesepakatan rahasia dengan pemerintahan Biden untuk menjaga agar dana tetap mengalir, dan memilih dengan Partai Demokrat untuk menggulingkannya. Aktivitas legislatif di DPR terhenti selama lebih dari dua minggu, karena Partai Republik kesulitan memilih ketua baru.
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky telah menyatakan keprihatinannya bahwa meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dapat mengalihkan perhatian global dari negaranya. Dia menuduh Rusia berada di balik serangan Hamas terhadap Israel, tanpa memberikan bukti apa pun.
Zelensky dilaporkan ditolak permintaannya untuk mengunjungi Israel bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pekan lalu. Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, mengatakan kepada harian Italia La Repubblica bahwa usulan kunjungan tersebut ditunda dan bukannya ditolak.[IT/r]