Hamas Membebaskan Wanita Israel dan Dua Anak di tengah Berita Palsu bahwa Mereka Memenggal Kepala Bayi
Story Code : 1087902
Rekaman video, yang dirilis pada hari Rabu (11/10), menunjukkan seorang wanita tak dikenal dan dua anak dilepaskan di area terbuka dekat pagar yang memisahkan Gaza dari wilayah pendudukan, ketika pejuang Hamas berjalan pergi.
Sayap militer gerakan yang berbasis di Gaza, Brigade al-Qassam, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa wanita tersebut adalah seorang pemukim Zionis Israel.
“Seorang pemukim Zionis Israel dan dua anaknya dibebaskan setelah mereka ditahan selama bentrokan,” katanya, menurut laporan kantor berita AFP.
Tidak jelas kapan video itu diambil. Pihak berwenang Israel belum mengomentari video tersebut.
Hamas Perkembangan terakhir ini terjadi di tengah tuduhan yang dibantah oleh media Barat bahwa Hamas memenggal kepala bayi dalam operasi skala besarnya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (11/10), Hamas dengan tegas membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa kelompok tersebut tidak menyerang warga sipil.
Brigade al-Qassam dan kelompok perlawanan hanya menyerang aparat militer dan keamanan rezim Israel, yang merupakan target sah, tambahnya.
Militer Israel juga mengakui bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut secara resmi, namun tetap mendukungnya.
Intercept mengutip juru bicara militer yang mengatakan pada hari Selasa bahwa pasukan militer Israel tidak dapat mengkonfirmasi tuduhan tersebut.
“Kami tidak bisa memastikannya secara resmi, tapi Anda bisa berasumsi hal itu terjadi dan mempercayai laporan tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden juga mengaku telah melihat “gambar yang dikonfirmasi” yang menunjukkan pejuang Hamas memenggal kepala anak-anak.
Namun, Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa Biden dan pejabat AS lainnya belum melihat atau secara independen mengonfirmasi klaim tersebut.
The Washington Post, mengutip juru bicara Gedung Putih, mengatakan pernyataan Biden didasarkan pada laporan media dan klaim dari juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pada hari Sabtu (7/10), Hamas melancarkan operasi militer terbesar terhadap entitas pendudukan dalam beberapa dekade, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa.
Gerakan perlawanan mengatakan bahwa operasi mereka dilakukan sebagai respons terhadap pelanggaran Israel di Masjid al-Aqsa di al-Quds Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim.
Media Zionis Israel melaporkan bahwa lebih dari 1.300 pemukim dan tentara tewas, sementara jumlah mereka yang terluka melebihi 3.300 orang.
Menyusul serangan mendadak Hamas, Zionis Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza yang diblokade.
Pejabat Zionis Israel juga memerintahkan blokade total terhadap Gaza untuk mengkompensasi kerugian besar yang diderita selama Operasi Badai Al-Aqsa.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas akibat serangan udara Zionis Israel telah mencapai 1.200 orang, termasuk sejumlah anak-anak. Serangan tersebut telah menyebabkan hampir 5.600 orang terluka.[IT/r]