Ketua DPR Kanada Mengundurkan Diri Karena Merayakan Pria yang Berjuang untuk Unit Nazi di Parlemen
Story Code : 1084425
Tepat setelah Presiden Ukraina Vladimir Zelensky menyampaikan pidato di House of Commons pada hari Jumat (22/9), anggota parlemen Kanada memberikan tepuk tangan meriah kepada Yaroslav Hunka yang berusia 98 tahun ketika Ketua Anthony Rota menarik perhatian kepadanya. Rota memperkenalkan Hunka sebagai 'pahlawan perang yang berjuang untuk Divisi Ukraina Pertama'.
Para pengamat pada akhir pekan mulai mempublikasikan fakta bahwa Divisi Pertama Ukraina juga dikenal sebagai Divisi Waffen-SS Galicia, atau Divisi Waffen SS ke-14, sebuah unit sukarela yang berada di bawah komando Nazi.
“Tidak ada seorang pun di DPR ini yang lebih tinggi dari kita semua. Oleh karena itu, saya harus mundur sebagai ketua Anda,” kata Rota di Parlemen. “Saya menegaskan kembali penyesalan saya yang mendalam atas kesalahan saya dalam mengakui seseorang di DPR selama pidato bersama di Parlemen Presiden Zelensky.
“Pengakuan publik tersebut telah menimbulkan penderitaan bagi individu dan komunitas, termasuk para penyintas Nazi di Polandia, dan negara-negara lain. Saya menerima tanggung jawab penuh atas tindakan saya,” tambahnya.
Rota mengundurkan diri setelah bertemu dengan para pemimpin partai di House of Commons. Semua partai oposisi utama telah menyerukan Rota untuk mundur, dan pemimpin pemerintahan DPR Karina Gould mengatakan bahwa anggota parlemen telah kehilangan kepercayaan pada Rota.
“Ini adalah sesuatu yang memalukan bagi seluruh anggota Parlemen dan tentu saja seluruh warga Kanada. Pembicara melakukan hal terhormat dengan mengundurkan diri,” kata Gould.
Gould mengatakan bahwa Rota mengundang dan mengakui Hunka tanpa memberi tahu pemerintah atau delegasi dari Ukraina, menambahkan bahwa fakta bahwa Rota tidak memberi tahu siapa pun dan tidak melakukan ketekunan merusak kepercayaan anggota parlemen.
Gould mengatakan Rota mengetahuinya pada akhir pekan. “Dia mungkin seharusnya mengundurkan diri segera setelah mengetahui hal itu,” katanya.
Menteri Kesehatan Kanada Mark Holland menyebut insiden itu “sangat memalukan.”[IT/r]