Pria Kanada Mengaku Tidak Bersalah atas Tindakannya Membunuh Keluarga Muslim di Ontario
Story Code : 1080365
Media lokal melaporkan pada Selasa (5/9) sore bahwa Nathaniel Veltman mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan selama sidang Pengadilan Tinggi Ontario di kota Windsor.
Veltman dituding sengaja menabrak anggota keluarga Afzaal dengan truk pick-up miliknya saat mereka sedang keluar jalan-jalan pada malam 6 Juni 2021.
Pria Kanada berusia 22 tahun tersebut dituduh sengaja mengincar keluarga tersebut karena keyakinan mereka.
Pemilihan juri dimulai pada Selasa dalam persidangan Veltman, yang menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan satu dakwaan percobaan pembunuhan atas serangan di London, sebuah kota sekitar 200 km sebelah barat Toronto. Seleksi akan dilanjutkan pada hari Rabu untuk uji coba yang diperkirakan berlangsung selama 12 minggu.
Berdiri di samping terdakwa saat panitera pengadilan membacakan dakwaan, pengacara pembela Christopher Hicks mengajukan pengakuan tidak bersalah atas nama Veltman.
Tahun lalu, Hakim Pengadilan Tinggi Renee Pomerance memutuskan bahwa diperlukan perubahan tempat dalam kasus ini, dengan memindahkan persidangan dari London ke Windsor, Ontario.
Salman Afzaal, 46, istrinya Madiha Salman yang berusia 44 tahun, putri mereka Yumnah yang berusia 15 tahun dan neneknya yang berusia 74 tahun, Talat Afzaal, tewas dalam serangan itu. Putra pasangan tersebut yang berusia 9 tahun juga terluka parah namun selamat.
Madiha dan Salman datang ke Kanada dari Pakistan untuk masa depan yang lebih baik.
Veltman ditangkap tak lama setelah serangan tabrak itu di tempat parkir dekat masjid tertua di London, tempat keluarga Afzaal menjadi anggota setianya.
Tersangka mengenakan pelindung tubuh dan helm, kata polisi saat itu.
Pria Kanada ini termotivasi oleh pandangan ekstremis sayap kanan yang terkait dengan supremasi kulit putih ketika dia dengan sengaja mengemudikan truknya melewati tepi jalan untuk menyerang anggota keluarga Muslim. Pihak berwenang mengatakan Veltman sengaja menargetkan umat Islam dalam serangan yang mematikan dan memicu kebencian.
Pembunuhan tersebut memperbarui trauma bagi anggota komunitas Muslim di seluruh Kanada, banyak dari mereka masih belum pulih setelah serangan mematikan pada tahun 2017 di sebuah masjid di Kota Quebec dan penikaman fatal di masjid lain di Toronto pada tahun 2020.
Serangan terhadap keluarga Afzaal mengirimkan gelombang keterkejutan, kesedihan dan ketakutan di seluruh Kanada dan mendorong seruan untuk mengambil tindakan untuk memerangi Islamofobia di negara tersebut.[IT/r]